Rabu, 31 Januari 2024 10:57 WIB

Perbedaan Autisme dan ADHD pada Anak

Responsive image
799
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Kondisi kelahiran setiap anak bersifat unik antara satu dengan yang lain. Ada yang terlahir sempurna, ada pula sebagian yang lahir dengan keterbatasan baik dari segi fisik maupun mental. Bagi anak yang terlahir sempurna, kemampuan berkomunikasi dan perkembangannya tentu akan baik. Namun, berbeda halnya dengan mereka yang terlahir dengan kelainan. Anak tersebut dinamakan anak Berkebutuhan Khusus. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mempunyai perbedaan dari kondisi rata-rata anak normal umumnya dalam hal fisik, mental maupun karakteristik perilaku sosialnya. Perbedaan dapat berupa kelebihan maupun kekurangan. Dari adanya perbedaan ini, akan menimbulkan berbagai akibat bagi penyandangnya. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Salah satu contoh yang anak yang berkebutuhan khusus yaitu anak Autisme dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Namun keduanya jelas berbeda dari segi kelainan yang diidapnya. Autisme adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh adanya gangguan pada system syaraf pusat yang mengakibatkan gangguan dalam interaksisosial, komunikasi dan perilaku. Sedangkan, ADHD terkadang lebih dikenal dengan istilah anak hiperaktif, oleh karena mereka selalu bergerak dari satu tempat ketempat yang lain. Tidak dapat duduk diam di satu tempat selama ± 5-10 menit untuk melakukan suatu kegiatan yang diberikan kepadanya.

Apa itu ADHD dan Autisme?

Attentions Deficit Hyperactivity Disorder  (ADHD) merupakan  gangguan perilaku yang ditandai dengan adanya gangguan pemusatan    perhatian, pembicaraan yang lepas kontrol, dan perilaku yang  hiperaktif.  ADHD adalah sebuah pola tetap tentang kesulitan memusatkan perhatian atau perilaku hiperaktif dan impulsif yang terlihat lebih sering dan lebih parah daripada yang biasa terlihat pada individu. DHD   merupakan suatu gangguan kronis (menahun) yang dapat dimulai  pada masa bayi dan dapat berlanjut sampai dengan dewasa. Gangguan kronis ADHD dapat mempunyai pengaruh  negatif  terhadap  kehidupan  anak di sekolah, di rumah, dan di  dalam  komunitasnya.  ADHD  adalah  suatu kondisi ketika seseorang memperhatikan gejala -gejala kurang konsentrasi, hiperaktif dan implusif  yang  dapat  menyebabkan  ketidak  seimbangan  sebagian  besar  aktivitas hidup.

Sedangkan, Autisme adalah kelainan perkembangan yang secara  signifikan berpengaruh terhadap komunikasi verbal, nonverbal serta  interaksi sosial, yang berpengaruh terhadap keberhasilannya dalam   belajar. Karakter lain yang menyertai autis yaitu melakukan kegiatan berulang–ulang dan gerakan stereotype, penolakan terhadap  perubahan  lingkungan dan memberikan  respon  yang  tidak semestinya  terhadap pengalaman  sensori.  Autis  dapat  diartikan  pula  sebagai gangguan perkembangan  komunikasi,  kognitif,  perilaku,  kemampuan  sosialisasi, sensoris, dan belajar. Beberapa diantara anak autis menunjukkan sikap antisosial, gangguan perilakudan hambatan motorik kasar. Autisme  atau  biasa  disebut  ASD  (Autistic  Spectrum  Disorder)  adalah gangguan   perkembangan  fungsi   otak   yang   kompleks   dan   sangat bervariasi (spektrum). Biasanya gangguan perkembangan ini meliputi cara berkomunikasi, berinteraksi sosial dan kemampuan berimajinasi. Autisme merupakan salah satu bentuk gangguan tumbuh kembang, berupa sekumpulan gejala akibat adanya kelainan syaraf-syaraf tertentu yang menyebabkan  fungsi  otak  tidak  bekerja  secara  normal, sehingga mempengaruhi tumbuh kembang, kemampuan  komunikasi,  dan  kemampuan  interaksi  sosial seseorang

Karakteristik ADHD dan Autisme

1.    Karakteristik Attentions  Deficit  Hyperactivity  Disorder  (ADHD) :

a.    Gangguan pemusatan perhatian seseorang yang memiliki  ketunaan  ini  terlihat amat  sangat  mudah  teralihkan  inderanya  atau perasaan yang muncul  saat  itu sangat tidak dapat tertebak.

b.    Gangguan pengendalian diri Hasil dari gangguan ini akan beruba tindakan yang tidak bersamaan dengan pemikiran. Seseorang dengan ketunaan ADHD akan dikuasai oleh apa yang dirasakan, maka akan langsung bereaksi tanpa memikirkan banyak hal.

c.    Gangguan aktivitas yang berlebihan Hal ini kita dapat mengetahui berawal sejak usia dini, dengan selalu adanya gerakan dan biasanya sangat sulit tenang.

2.    Karakteristik Autisme

Karakteristik gangguan autisme pada sebagian individu sudah   mulai muncul sejak bayi. Ciri yang sangat menonjol adalah tidak ada kontak mata dan reaksi yang sangat minim terhadap ibunya atau pengasuhnya. Ciri ini semakin jelas dengan bertambahnya umur.  Pada sebagian kecil lainnya dari individu penyandang autisme, perkembangannya sudah terjadi secara “relatif  normal”. Pada  saat  bayi sudah menatap, mengoceh, dan cukup menunjukkan reaksi  pada orang  lain,  tetapi  kemudian  pada  suatu  saat  sebelum  usia  3 tahun ia berhenti berkembang  dan  terjadi  kemunduran.  Ia  mulai  menolak tatap mata, berhenti mengoceh, dan tidak bereaksi terhdap orang lain.Oleh  karena  itu  kemudian diketahui  bahwa  seseorang  baru dikatakan mengalami gangguan autisme, jika memiliki  gangguan perkembangan dalam tiga aspek yaitu kualitas kemampuan interaksi sosial dan emosional, kualitas yang kurang  dalam  kemampuan  komunikasi  timbal  balik,  dan  minat  yang  terbatas disertai gerakangerakan berulang tanpa tujuan.Ciri-ciri  tersebut  harus  sudah  terlihat  sebelum  anak  berumur  3  tahun. Mengingat  bahwa  tiga  aspek  gangguan  perkembangan  di  atas  terwujud dalam berbagai bentuk yang  berbeda,  dapat  disimpulkan bahwa autism sesungguhnyanadalah sekumpulan gejala / ciri yang melatar-belakangi berbagai faktor yang sangat bervariasi,  berkaitan  satu  sama lain dan unik karena  tidak  sama  untuk  masing-masing anak.

Perbedaan ADHD dan Autisme pada Anak

Anak dengan ADHD memiliki karakteristik yaitu  mengalami gangguan  pemusatan perhatian, gangguan pengendalian diri dan gangguan aktivitas yang berlebihan. Sedangkan, karakteristik gangguan autisme pada sebagian individu sudah mulai muncul sejak bayi. Ciri yang  sangat  menonjol  adalah  tidak  ada kontak  mata  dan  reaksi  yang  sangat  minim  terhadap  ibunya  atau  pengasuhnya.

 

Referensi :

Putra, D. A., & Putra, R. W. 2021. Perancangan Buku Ilustrasi Mengenai Penyakit ADHD : Gejala, Penanganan, dan Perbedaan dengan Autisme Kepada Orangtua yang Memiliki Anak Usia 3-6 Tahun. PANTAREI, 5(02).

Saputri, M. A., Widianti, N., Lestari, S. A., & Hasanah, U. 2023. Ragam Anak Berkebutuhan KhususChildhood Education : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini4(1), 38-53.

Xanda, A. N., Sari, Y. E., & Safitri, M. 2018. Pengaruh Bermain Puzzle Terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Autis dan Anak Adhd di SLB. Jurnal Ilmu Kebidanan, 8(2).

Wijaya, Y. D. 2015. Positive Parenting Program (Triple P) sebagai Usaha untuk Menurunkan Pengasuhan Disfungsional pada Orangtua yang Mempunyai Anak Berkebutuhan Khusus (dengan Diagnosa Autis dan ADHD). Jurnal Psikologi Esa Unggul, 13(01), 127248.