Kondisi kelahiran setiap anak bersifat unik antara satu dengan yang lain. Ada yang terlahir sempurna, ada pula sebagian yang lahir dengan keterbatasan baik dari segi fisik maupun mental. Bagi anak yang terlahir sempurna, kemampuan berkomunikasi dan perkembangannya tentu akan baik. Namun, berbeda halnya dengan mereka yang terlahir dengan kelainan. Anak tersebut dinamakan anak Berkebutuhan Khusus. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mempunyai perbedaan dari kondisi rata-rata anak normal umumnya dalam hal fisik, mental maupun karakteristik perilaku sosialnya. Perbedaan dapat berupa kelebihan maupun kekurangan. Dari adanya perbedaan ini, akan menimbulkan berbagai akibat bagi penyandangnya. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Salah satu contoh yang anak yang berkebutuhan khusus yaitu anak Autisme dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Namun keduanya jelas berbeda dari segi kelainan yang diidapnya. Autisme adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh adanya gangguan pada system syaraf pusat yang mengakibatkan gangguan dalam interaksisosial, komunikasi dan perilaku. Sedangkan, ADHD terkadang lebih dikenal dengan istilah anak hiperaktif, oleh karena mereka selalu bergerak dari satu tempat ketempat yang lain. Tidak dapat duduk diam di satu tempat selama ± 5-10 menit untuk melakukan suatu kegiatan yang diberikan kepadanya.
Apa itu ADHD dan Autisme?
Attentions Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan perilaku yang ditandai dengan adanya gangguan pemusatan perhatian, pembicaraan yang lepas kontrol, dan perilaku yang hiperaktif. ADHD adalah sebuah pola tetap tentang kesulitan memusatkan perhatian atau perilaku hiperaktif dan impulsif yang terlihat lebih sering dan lebih parah daripada yang biasa terlihat pada individu. DHD merupakan suatu gangguan kronis (menahun) yang dapat dimulai pada masa bayi dan dapat berlanjut sampai dengan dewasa. Gangguan kronis ADHD dapat mempunyai pengaruh negatif terhadap kehidupan anak di sekolah, di rumah, dan di dalam komunitasnya. ADHD adalah suatu kondisi ketika seseorang memperhatikan gejala -gejala kurang konsentrasi, hiperaktif dan implusif yang dapat menyebabkan ketidak seimbangan sebagian besar aktivitas hidup.
Sedangkan, Autisme adalah kelainan perkembangan yang secara signifikan berpengaruh terhadap komunikasi verbal, nonverbal serta interaksi sosial, yang berpengaruh terhadap keberhasilannya dalam belajar. Karakter lain yang menyertai autis yaitu melakukan kegiatan berulang–ulang dan gerakan stereotype, penolakan terhadap perubahan lingkungan dan memberikan respon yang tidak semestinya terhadap pengalaman sensori. Autis dapat diartikan pula sebagai gangguan perkembangan komunikasi, kognitif, perilaku, kemampuan sosialisasi, sensoris, dan belajar. Beberapa diantara anak autis menunjukkan sikap antisosial, gangguan perilakudan hambatan motorik kasar. Autisme atau biasa disebut ASD (Autistic Spectrum Disorder) adalah gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan sangat bervariasi (spektrum). Biasanya gangguan perkembangan ini meliputi cara berkomunikasi, berinteraksi sosial dan kemampuan berimajinasi. Autisme merupakan salah satu bentuk gangguan tumbuh kembang, berupa sekumpulan gejala akibat adanya kelainan syaraf-syaraf tertentu yang menyebabkan fungsi otak tidak bekerja secara normal, sehingga mempengaruhi tumbuh kembang, kemampuan komunikasi, dan kemampuan interaksi sosial seseorang
Karakteristik ADHD dan Autisme
1. Karakteristik Attentions Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) :
a. Gangguan pemusatan perhatian seseorang yang memiliki ketunaan ini terlihat amat sangat mudah teralihkan inderanya atau perasaan yang muncul saat itu sangat tidak dapat tertebak.
b. Gangguan pengendalian diri Hasil dari gangguan ini akan beruba tindakan yang tidak bersamaan dengan pemikiran. Seseorang dengan ketunaan ADHD akan dikuasai oleh apa yang dirasakan, maka akan langsung bereaksi tanpa memikirkan banyak hal.
c. Gangguan aktivitas yang berlebihan Hal ini kita dapat mengetahui berawal sejak usia dini, dengan selalu adanya gerakan dan biasanya sangat sulit tenang.
2. Karakteristik Autisme
Karakteristik gangguan autisme pada sebagian individu sudah mulai muncul sejak bayi. Ciri yang sangat menonjol adalah tidak ada kontak mata dan reaksi yang sangat minim terhadap ibunya atau pengasuhnya. Ciri ini semakin jelas dengan bertambahnya umur. Pada sebagian kecil lainnya dari individu penyandang autisme, perkembangannya sudah terjadi secara “relatif normal”. Pada saat bayi sudah menatap, mengoceh, dan cukup menunjukkan reaksi pada orang lain, tetapi kemudian pada suatu saat sebelum usia 3 tahun ia berhenti berkembang dan terjadi kemunduran. Ia mulai menolak tatap mata, berhenti mengoceh, dan tidak bereaksi terhdap orang lain.Oleh karena itu kemudian diketahui bahwa seseorang baru dikatakan mengalami gangguan autisme, jika memiliki gangguan perkembangan dalam tiga aspek yaitu kualitas kemampuan interaksi sosial dan emosional, kualitas yang kurang dalam kemampuan komunikasi timbal balik, dan minat yang terbatas disertai gerakangerakan berulang tanpa tujuan.Ciri-ciri tersebut harus sudah terlihat sebelum anak berumur 3 tahun. Mengingat bahwa tiga aspek gangguan perkembangan di atas terwujud dalam berbagai bentuk yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa autism sesungguhnyanadalah sekumpulan gejala / ciri yang melatar-belakangi berbagai faktor yang sangat bervariasi, berkaitan satu sama lain dan unik karena tidak sama untuk masing-masing anak.
Perbedaan ADHD dan Autisme pada Anak
Anak dengan ADHD memiliki karakteristik yaitu mengalami gangguan pemusatan perhatian, gangguan pengendalian diri dan gangguan aktivitas yang berlebihan. Sedangkan, karakteristik gangguan autisme pada sebagian individu sudah mulai muncul sejak bayi. Ciri yang sangat menonjol adalah tidak ada kontak mata dan reaksi yang sangat minim terhadap ibunya atau pengasuhnya.
Referensi :
Putra, D. A., & Putra, R. W. 2021. Perancangan Buku Ilustrasi Mengenai Penyakit ADHD : Gejala, Penanganan, dan Perbedaan dengan Autisme Kepada Orangtua yang Memiliki Anak Usia 3-6 Tahun. PANTAREI, 5(02).
Saputri, M. A., Widianti, N., Lestari, S. A., & Hasanah, U. 2023. Ragam Anak Berkebutuhan Khusus. Childhood Education : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 38-53.
Xanda, A. N., Sari, Y. E., & Safitri, M. 2018. Pengaruh Bermain Puzzle Terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Autis dan Anak Adhd di SLB. Jurnal Ilmu Kebidanan, 8(2).
Wijaya, Y. D. 2015. Positive Parenting Program (Triple P) sebagai Usaha untuk Menurunkan Pengasuhan Disfungsional pada Orangtua yang Mempunyai Anak Berkebutuhan Khusus (dengan Diagnosa Autis dan ADHD). Jurnal Psikologi Esa Unggul, 13(01), 127248.