Rabu, 11 Oktober 2023 15:46 WIB

Kenali Penyakit Pellagra

Responsive image
1166
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Pellagra adalah suatu kondisi yang terjadi ketika seseorang mengalami kekurangan vitamin B3, juga disebut niasin. Ada dua jenis kekurangan yang bisa dimiliki seseorang. Defisiensi primer terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan cukup niasin dalam makanannya, dan defisiensi sekunder adalah ketika tubuh tidak dapat menggunakan nutrisi dengan benar. Niacin atau B3 adalah vitamin yang berperan penting untuk menjaga kesehatan sel saraf, kulit, atau saluran cerna. Kebutuhan vitamin B3 atau niacin harian sebenarnya dapat terpenuhi dengan rutin mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi ini, seperti : nasi, telur, ikan, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan sayuran hijau. Penyakit ini ditandai oleh demensia, diare, dan dermatitis, atau juga dikenal dengan sebutan “3D”. Kondisi ini sering terjadi pada orang dengan kondisi kesehatan yang mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi, dan juga pada orang dengan alkoholisme kronis.

Pellagra dapat disembuhkan jika dapat segera didiagnosis, tetapi bisa berakibat fatal jika tidak ditangani. Ada dua jenis Pellagra, yang dikenal sebagai Pellagra Primer dan Pellagra Sekunder. Jenis primer disebabkan oleh pola makan rendah niasin atau triptofan. Triptofan dapat diubah menjadi niasin dalam tubuh, sehingga tidak mendapatkannya dalam jumlah cukup dapat menyebabkan kekurangan niasin. Pelagra sekunder terjadi ketika tubuh tidak dapat menyerap niasin. Seseorang mungkin sudah mendapatkan cukup niasin dari makanan yang mereka makan, tapi tubuh mereka tidak dapat menggunakannya dengan benar. Misalnya ketiadaan sumber makanan dan gangguan penyerapan akibat kondisi kesehatan tertentu, misalnya penyakit Crohn atau sirosis, bisa menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan harian vitamin B3 atau niasin.

Penyebab Pellagra

Berdasarkan penyebabnya, Pellagra bisa dibagi dua, yaitu primer dan sekunder. Pellagra primer terjadi akibat pola makan rendah vitamin B3 atau tryptophan. Jenis ini umum terjadi pada kondisi kekeringan lama sehingga tidak ada sumber makanan yang cukup, atau pada masyarakat yang makanan pokoknya adalah jagung.

Jagung sebenarnya mengandung niacytin, yaitu bentuk lain dari niacin. Namun, niacytin tidak bisa diolah dan diserap dengan baik oleh tubuh. Jadi, meski jagung dijadikan sebagai makanan utama, risiko tubuh kekurangan vitamin B3 tetap ada.

Sementara itu, Pellagra sekunder disebabkan oleh kondisi atau penyakit yang mengakibatkan tubuh tidak bisa menyerap vitamin B3 dengan baik. Beberapa penyakit atau kondisi tersebut adalah :

1.      Radang usus, seperti Crohn’s disease and kolitis ulseratif.

2.      Gangguan makan, misalnya anoreksia nervosa.

3.      Kecanduan alkohol

4.      Efek samping operasi pada saluran pencernaan, termasuk pemotongan lambung.

5.      Sindrom karsinoid, yaitu kumpulan gejala yang muncul akibat tumor yang tumbuh di beberapa bagian tubuh, misalnya pada usus atau paru-paru.

6.      Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya obat antispasmodik, obat kemoterapi, atau obat imunosupresan.

7.      Prosedur cuci darah dalam jangka panjang.

8.      Penyakit HIV/AIDS.

9.      Anemia defisiensi besi.

10.   Sirosis hati

Gejala Pellagra

Vitamin B3 berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit, saluran cerna, dan sistem saraf. Kekurangan nutrisi satu ini dalam jangka panjang akan menyebabkan Pellagra.

Pellagra ditandai dengan tiga gejala khas, yaitu dermatitis, diare, dan demensia. Jika diuraikan lebih lanjut, gejala yang muncul pada orang yang terkena Pellagra adalah sebagai berikut :

1.      Dermatitis dan gangguan kulit, seperti munculnya ruam yang gatal atau terasa seperti terbakar, perubahan warna kulit, luka di bibir, dan kulit bersisik atau berkerak.

2.      Diare kronis dan gangguan pencernaan lain, seperti hilang nafsu makan, mual, muntah, sakit perut, dan BAB berdarah.

3.      Demensia dan gangguan pada sistem saraf yang bisa ditandai dengan perubahan suasana hati, mati rasa, kesemutan, gelisah, cemas, linglung, tremor, hingga munculnya halusinasi.

Pemeriksaan Pellagra

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap, termasuk mengidentifikasi ruam kulit yang muncul. Guna membantu penegakan dignosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut :

1.      Tes darah, untuk mendeteksi anemia, hipoproteinemia, gangguan fungsi hati, yang umumnya berkaitan dengan Pellagra.

2.      Tes urine, untuk mendeteksi rendahnya kadar N-methylnicotinamide dan pyridone yang dikaitkan dengan kekurangan niacin atau vitamin B3.

3.      CT scan jika dicurigai ada tumor yang menyebabkan gangguan penyerapan niacin.

4.      Kolonoskopi, untuk mencari tahu ada tidaknya gangguan pada saluran pencernaan yang bisa menjadi penyebab Pellagra.

Penanganan Pellagra

Penanganan Pellagra bertujuan mengembalikan kadar niacin ke nilai normal, mengatasi gejala yang timbul, dan mencegah komplikasi, seperti dijelaskan di bawah ini :

1.      Meningkatkan Asupan Vitamin B3

Kekurangan vitamin B3 bisa disebabkan oleh kurangnya asupan vitamin B3 akibat pola makan atau gangguan penyerapan. Oleh karena itu, langkah awal yang dilakukan dalam pengobatan Pellagra adalah dengan pemberian asupan nutrisi yang adekuat.

Pada pasien yang masih bisa makan dan minum, serta tidak mengalami gangguan saluran pencernaan yang berat, dokter akan menganjurkan perbaikan pola makan dengan memperbanyak konsumsi makanan sumber vitamin B3.

Pasien akan diminta untuk rutin mengonsumsi nasi, telur, daging tanpa lemak, ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan susu. Pasien juga akan diberikan suplemen B3 yang perlu dikonsumsi selama beberapa minggu.

Sementara bila pasien tidak bisa makan atau minum atau mengalami muntah yang berlebihan, pemberian nutrisi dan suplementasi vitamin B3 akan dilakukan melalui selang makan (NGT) atau infus. Selang makan bisa dimasukkan ke dalam lambung melalui mulut atau hidung.

2.      Mengatasi Penyebab Pellagra

Jika Pellagra disebabkan oleh gangguan penyerapan, penyakit atau kondisi medis yang mendasarinya harus diatasi. Dengan begitu, penyerapan niacin bisa lebih optimal.

Pada pasien yang kecanduan alkohol, akan dilakukan terapi untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Begitu pula pada pasien yang menderita Crohn’s disease atau kolitis ulseratif, akan dilakukan pengobatan untuk membantu supaya fungsi saluran pencernaan lebih optimal. Terapinya bisa berupa pemberian obat antiradang atau imunosupresan.

Selain itu, terapi perilaku kognitif bisa diberikan bila Pellagra yang dialami terjadi akibat gangguan makan, seperti anoreksia nervosa. Tujuannya adalah untuk membantu mengembalikan pola pikir penderita gangguan makan sehingga bisa makan lebih sehat.

 

Referensi :

Dana Sriprabu. 2021. Pellagra Penyebab dan Mekanisme, Termasuk Pellagra yang Diinduksi.  Jurnal Fotodermatologi.

Barrah, S., et al. 2020. Pellagra Disease in a Hemodialysis Patient. Saudi Journal of Kidney Diseases and Transplantation, 31(4), pp. 874-76.

Gasperi, V., et al. 2019. Niacin in the Central Nervous System : An Update of Biological.

Aspects and Clinical Applications. International Journal of Molecular Sciences, 20 (4), pp. 974.

National Health Service UK. 2020. Health A to Z. Vitamins and Minerals.

National Institute of Health. 2023. National Library of Medicine. Niacin Deficiency.

Healthline. 2023. 5 Science-Based Benefits of Niacin (Vitamin B3).

Medscape. 2022. Dermatologic Manifestations of Pellagra.