Selasa, 01 Agustus 2023 09:58 WIB

Mengenal Penyakit Asma

Responsive image
8143
Ria Konstatia, AMK - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Asma adalah kondisi kesulitan bernafas akibat adanya faktor alergi. Sering dimulai pada masa kanak-kanak, meskipun dapat berkembang pada orang dewasa, dan mempengaruhi seseorang dari segala usia. Asma merupakan penyakit kronis saluran pernafasan yang ditandai dengan sesak nafas atau kesulitan bernafas akibat peradangan dan penyempitan saluran pernafasan. Hal tersebut terjadi karena adanya reaksi yang meningkat dari trakea dan bronkus berupa hiperaktivitas otot polos dan inflamasi, hipersekresi mukus, edema dinding saluran pernapasan dan inflamasi yang disebabkan berbagai macam rangsangan.

Jenis Asma

Jenis asma berdasarkan penyebab terbagi menjadi alergi, diopatik, dan non-alergik atau campuran (mixed) antara lain :

1.      Asma Alergik / Ekstrinsik, merupakan asma dengan alergen seperti bulu binatang, debu, ketombe, tepung sari, makanan, dan lain-lain. Alergi terbanyak adalah airbone dan musiman (seasonal). Pasien asma alergik biasanya mempunyai riwayat penyakit alergi pada keluarga dan riwayat pengobatan ekstrim atau rhinitis alergik. Paparan terhadap alergik akan mencetus serangan asma. Asma ini biasanya di mulai sejak kanak kanak.

2.      Idiopatik atau non-arelgik asma / instrinsik, tidak berhubungan secara langsung dengan alergen spesifik. Faktor-faktor seperti common cold / flu, infeksi saluran nafas atas, aktivitas, emosi / stres dan populasi lingkungan akan mencetuskan serangan. Beberapa agen farmakologi seperti antagonis b-adrenergik dan bahan sulfat (penyedap makanan) juga dapat menjadi faktor penyebab. Serangan dari asma idiopatik atau non-alergik menjadi lebih berat dan sering kali berjalannya waktu dapat berkembang menjadi emfisma. Bentuk asma ini dimulai saat dewasa (> 35 tahun).

3.      Asma campuran (mixed asma), merupakan bentuk asma yang paling sering. Asma campuran dikarateristikkan dengan bentuk kedua jenis asma alergik dan idiopatik atau non-alergik.

Penyebab

Asma belum diketahui dengan pasti penyebabnya, akan tetapi hanya menunjukan dasar gejala asma yaitu inflamasi dan respon saluran nafas yang berlebihan ditandai dengan dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi), tumor (esudasi plasma dan edema), dolor (rasa sakit karena rangsangan sensori), dan fungsi yang terganggu. Beberapa faktor pemicu timbulnya serangan dapat berupa infeksi (infeksi virus RSV), iklim (perubahan mendadak suhu, tekanan udara), inhalan (debu, kapuk, tungau, sisa serangga mati, bulu binatang, serbuk sari, bau asap, uap cat), makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat, biji bijian, tomat), obat (aspirin), kegiatan fisik (olahraga berat, kecapaian, tertawa terbahak-bahak), emosi dan paparan zat kimia.

Gejala

1.      Sulit bernafas

2.      Batuk berdahak

3.      Sesak napas kadang nyeri dada.

4.      Napas berbunyi / mengi.

5.      Ada riwayat alergi.

6.      Ada riwayat Asma dalam keluarga.

Gejala tersebut mempunyai ciri khas :

1.      Ada faktor pencetus.

2.      Berulang atau hilang timbul.

3.      Memburuk pada malam hari / pagi hari.

4.      Dapat reda spontan dengan atau tanpa pengobatan.

Faktor-faktor Risiko

1.      Kecenderungan untuk mengembangkan alergi, yang disebut atopi.

2.      Orangtua yang memiliki asma.

3.      Infeksi saluran pernapasan tertentu selama masa kanak-kanak / ISPA.

4.      Kontak dengan beberapa alergen udara atau paparan ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak-anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang.

Penanganan

Penanganan pasien asma dibagi menjadi farmakologis dan non-farmakologis, yaitu :

1.      Terapi Farmakologis, berdasarkan penggunaannya, obat asma di bagi menjadi 2 (dua) golongan yaitu pengobatan jangka panjang untuk mengontrol gejala asma, dan pengobatan cepat (quick-relief medication) untuk mengatasi serangan akut asma. Obat yang digunakan untuk pengobatan jangka panjang yaitu inhalasi steroid, ?2 agonis aksi panjang, sedangkan untuk pengobatan cepat sering digunakan suatu bronkodilator ?2 agonis aksi cepat, antikolinergik, kortikosteroid oral.

2.      Terapi Non-farmakologi

a.      Penyuluhan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakit asma sehingga klien secara sadar menghindari faktor-faktor pencetus, menggunakan obat secara benar dan berkonsultasi pada tim kesehatan.

b.      Menghindari faktor pencetus klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asma yang ada pada lingkungannya, diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk intake cairan yang cukup bagi klien.

c.      Fisioterapi, dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus, ini dapat dilakukan dengan postural drainase, perkusi, dan fibrasi dada.

Komplikasi

1.      Hipoksemia

2.      Hipoksia

3.      Gagal Nafas

4.      Perubahan pola napas

Pertolongan Pertama pada Asma

1.      Duduk tenang, ambil napas pelan secara stabil.

2.      Semprotkan inhaler untuk asma setiap 30-60 detik, maksimal 10 semprotan. Gunakan inhaler pengontrol.

3.      Jauhkan diri dari pemicu asma seperti debu, bulu binatang dan udara dingin

4.      Apabila melakukan langkah di atas, tetapi asma masih belum membaik, segera hubungi dokter. Pastikan melakukan setiap langkah dengan tenang, karena panik dan cemas akan memperparah serangan asma.

Pencegahan

1.      Mewaspadai timbulnya gejala asma.

2.      Hindari pemicu asma.

3.      Menjaga kebersihan lingkungan.

4.      Jalani vaksinasi flu dan pneumonia secara teratur.

5.      Mengatur pola hidup sehat.

6.      Turunkan berat badan bila mengalami obesitas.

7.      Mengelola stres dengan baik.

8.      Berhenti merokok

9.      Hindari paparan asap rokok, debu, polusi udara, bau-bauan yang mengiritasi seperti parfum, obat semprot serangga, deterjen cucian.

10.   Hindari memelihara hewan seperti anjing dan kucing.

11.   Sebaiknya menggunakan kasur dan bantal sintesis atau jika tidak ada, gunakan kain penutup yang terbuat dari bahan sintesis.

12.   Usahakan tidak memakai karpet di dalam rumah / kamar tidur.

13.   Jemur kasur secara rutin.

14.   Ventilasi udara yang bagus.

 

Referensi :

Putri Kemala Putu Luh. 2019. Hubungan Status Kontrol Asma dengan Kualitas Hidup pada Anak dengan Asma Bronkial di RSUD Klungkung. Skripsi Prodi D IV Reguler Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Ananda Amalia Prili. Pengaruh Senam Asma terhadap Frekuensi Kekambuhan pada Pasien Asma di Wilayah Kerja Puskesmas Baqa Samarinda. Skripsi Program Studi D IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim.