Jumat, 28 Juli 2023 11:47 WIB

Kenali Tanda Bahaya Preeklampsia

Responsive image
4774
Rita Fazona, Amd.Keb - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Kematian Ibu masih menjadi masalah di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data survei terakhir Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia sebesar 305/100.000 Kelahiran Hidup (SUPAS 2015). Penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia adalah hipertensi/pre eklamsia/ eklamsia, perdarahan, dan infeksi. Hipertensi dalam kehamilan menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia sebesar 33% (SRS Litbangkes, 2016).

Preeklampsia merupakan masalah kesehatan yang muncul setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu, ditandai dengan kemunculan hipertensi dan proteinuria. Hipertensi ditandai tekanan darah sistolik ?140 mmHg atau tekanan darah diastolik ?90 mmHg. Proteinuria muncul lebih lambat dari hipertensi dan kenaikan berat badan (BB). Kenaikan BB pada ibu hamil merupakan hal wajar namun jika setiap minggu mengalami kenaikan BB 1 kg atau lebih perlu kewaspadaan terhadap kejadian Preeklampsia (Fatmawati et al., 2016).

Apa Penyebab dan Komplikasi Preeklamsia ?

Penyebab preeklamsia masih belum diketahui secara pasti, namun masalah kesehatan tersebut dapat dihubungkan kepada beberapa faktor. Para ahli mempercayai bahwa preeklampsia disebabkan oleh masalah pada perkembangan plasenta.

Ibu hamil dengan preeklamsia memiliki pembuluh darah yang tidak berfungsi dengan normal, karena bentuk yang lebih sempit dan merespons sinyal hormonal secara berbeda. Hal tersebut menyebabkan aliran darah yang masuk ke plasenta menjadi terbatas. Meski penyebab pre eklamsia belum diketahui, ada beberapa faktor yang diduga memicu preeklamsia, seperti : riwayat penyakit ginjal, diabetes, hipertensi, penyakit autoimun, gangguan darah, riwayat preeklamsia sebelumnya, kehamilan pertama, kehamilan kembar, hamil dengan resiko tinggi dan obesitas.

Bila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, preeklamsia bisa berpotensi fatal bagi ibu dan bayi. Komplikasi preeklamsia yang paling umum terjadi adalah kelahiran prematur, berat badan lahir rendah atau solusio plasenta.

Apa Saja Gejala Preeklamsia ?

Gejala utama preeklamsia adalah tekanan darah tinggi (hipertensi) dan protein dalam urine (proteinuria). Gejala tersebut bisa terdeteksi saat pemeriksaan kehamilan rutin, selain itu ada pula gejala lain yang sering terjadi seperti; sakit kepala berat, gangguan penglihatan (pandangan kabur), sesak nafas, mual muntah, dll

Cegah Preeklamsia dengan Pemeriksaan Kehamilan Secara Rutin

Program pencegahan preeklamsia telah ditingkatkan dari tahun ke tahun, terutama di negara-negara yang masih memiliki prevalensi yang tinggi seperti di Indonesia. Mengapa preeklamsi masih menjadi sebab kematian ibu dan anak terbanyak,meskipun program pencegahan telah ditingkatkan?  Kesadaran serta pertisipasi ibu terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan oleh tenaga kesehatan masih harus terus di tingkatkan. Terutama kesadaran melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai standar, pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 6 (enam) kali selama masa kehamilan, yaitu 2 kali pemeriksaan pada trimester pertama, 1 kali pemeriksaan pada trimester kedua, dan 3 kali pemeriksaan pada trimester ketiga. Minimal 2 kali diperiksa oleh dokter saat kunjungan pertama kali di trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di trimester ke 3.

Pemeriksaan kehamilan sesuai standar diharapkan dapat mendeteksi lebih dini  ibu hamil apabila ada kelainan dan resiko komplikasi kehamilan seperti preeklamsia, selain itu dengan menjaga pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang bergizi lengkap dan seimbang, berolahraga, membatasi makanan tinggi garam, mengonsumsi suplemen, vitamin dan mineral untuk ibu hamil  juga sangat penting  untuk mencegah preeklamsia.

 

Sumber : 

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Preeclampsia.

Healthline. Diakses pada 2022. Preeclampsia

Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI

Medical News Today. Diakses pada 2022. Everything you need to know about preeclampsia

WHO. 2011. Recommendations for Prevention and Treatment of Preeclampsia and Eclampsia, WHO Department of Maternaland Child Health, Geneva, Switzerland.

Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar