Luka lecet pada orang diabetes perlu mendapatkan perhatian khusus. Sebab, diabetesi cenderung mengalami masalah sirkulasi darah yang bisa memperlambat penyembuhan luka. Menganggap enteng luka lecet bisa membuat penangannya terlambat. Orang yang punya diabetes cenderung lebih sulit sembuh jika mengalami luka. Ini karena tingginya kadar gula darah menghambat sirkulasi darah yang membawa berbagai nutrisi untuk kesembuhan luka. Mengetahui ciri-ciri serta cara merawat luka diabetes agar cepat sembuh dapat membantu mencegah risiko amputasi yang mungkin terjadi. Meski bisa muncul di mana saja, luka yang dialami oleh diabetesi paling sering muncul di kaki. Sebab, diabetesi juga rentan mengalami masalah saraf pada ujung kaki akibat gula darah yang tidak terkontrol. Kondisi ini dapat menyebabkan saraf di ujung kaki rusak, membuatnya mati rasa, sehingga tidak menyadari adanya luka. Luka diabetes, terutama di kaki, sangat umum dialami oleh penderita diabetes. Biasanya, luka ini juga disertai dengan perubahan warna kulit, nanah, bau tidak sedap, dan terasa baal. Penderita diabetes lebih mudah terluka dan mengalami infeksi, sehingga perubahan pada kulit, seperti kemerahan, bengkak, lecet, atau kapalan bisa menyebabkan terjadinya luka diabetes. Oleh karena itu, memeriksa kondisi kesehatan setiap hari menjadi salah satu hal yang penting dilakukan oleh penderita diabetes.
Penyebab Luka Diabetes
Penyakit diabetes terjadi karena kadar gula darah di dalam tubuh yang terlalu tinggi. Kadar gula darah yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan pada saraf dan pembuluh darah yang kemudian menyebabkan luka diabetes.
Penderita diabetes memiliki risiko sekitar 15% untuk mengalami luka diabetes seumur hidupnya. Jika kadar gula darah tidak dikendalikan dengan baik, potensi ia untuk mengalami luka diabetes juga menjadi lebih besar.
Berikut adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan penderita diabetes mengalami luka diabetes :
1. Kerusakan saraf atau sirkulasi darah yang buruk.
2. Telah menderita penyakit diabetes untuk waktu yang lama.
3. Kadar gula darah tidak terkontrol.
4. Kelebihan berat badan atau obesitas.
5. Tekanan darah atau kolesterol yang tinggi.
6. Tidak menjaga kesehatan, terutama merawat kaki dengan baik.
Meskipun bisa terjadi di semua bagian tubuh, luka diabetes lebih sering muncul di bagian tungkai dan kaki. Luka di kaki akan sulit untuk sembuh, terutama jika aliran darah di kaki kurang lancar dan kadar gula darah terlalu tinggi. Kondisi ini sering ditemukan pada penderita diabetes tipe 2.
Gejala Luka Diabetes
Sebelum mengenali gejala luka diabetes, ketahui dulu tanda-tanda kerusakan saraf pada penderita diabetes. Berikut adalah tanda-tanda jika penderita diabetes mengalami kerusakan saraf :
1. Warna kulit menjadi gelap di sekitar area yang terpengaruh.
2. Berkurangnya persepsi terhadap suhu.
3. Muncul rasa sakit.
4. Rambut atau bulu rontok pada bagian tubuh yang mengalami gangguan.
5. Kesemutan dan mati rasa.
Jika penderita diabetes merasakan keluhan seperti yang disebutkan di atas, waspadai kemungkinan munculnya luka diabetes. Beberapa gejala luka diabetes adalah :
1. Luka, lecet, kapalan, serta perubahan pada kulit atau kuku kaki.
2. Keluarnya cairan atau nanah.
3. Muncul bau tidak sedap dari kaki atau bagian tubuh yang terluka.
4. Kulit menjadi kemerahan.
5. Sakit
6. Bengkak
Pada luka diabetes yang parah akan muncul jaringan hitam di sekitar luka. Jaringan hitam ini terbentuk karena terhambatnya aliran darah ke area kaki yang mengalami luka.
Oleh karena itu, penderita diabetes harus berkonsultasi ke dokter jika merasakan keluhan kerusakan saraf terkait diabetes. Dokter akan mengidentifikasi keparahan luka diabetes dengan skala 0 - 5, yaitu :
1. Skala 0 : tidak ada luka terbuka.
2. Skala 1 : luka tidak sampai menyerang lapisan kulit yang lebih dalam.
3. Skala 2 : terjadi luka yang lebih dalam hingga mencapai tulang, tendon, dan kapsul sendi.
4. Skala 3 : luka menyerang jaringan yang lebih dalam hingga menyebabkan abses, osteomielitis, atau tendonitis.
5. Skala 4 : gangrene di sebagian kaki depan atau tumit.
6. Skala 5 : gangrene pada seluruh kaki.
Untuk mengurangi risiko terjadinya gangrene, berikut adalah beberapa cara merawat luka diabetes yang bisa dilakukan :
1. Membersihkan luka
2. Menggunakan sandal atau sepatu yang tidak sempit.
3. Memasang perban khusus pada luka.
4. Menggunakan obat-obatan luka diabetes dari dokter.
Penderita diabetes juga disarankan untuk berkonsultasi ke dokter secara rutin agar kadar gula darah tetap terkontrol. Rutin ke dokter juga bisa membuat gejala luka diabetes dikenali dan ditangani sedini mungkin.
Referensi :
Andin Felita Primadani, dkk. 2021. Proses Penyembuhan Luka Kaki Diabetik dengan Perawatan Luka Metode Moist Wound Healing. Jurnal Kesehatan Program Studi Ners Universitas Muhammadiyah Semarang.
Shaki, O., et al. 2022. Awareness Regarding Foot Self-Care Practices Among Diabetic Patients In Northeast Part of India. Can Primary Care Physician Make a Difference? A Hospital Based Cross-Sectional Study. Journal of Family Medicine and Primary Care, 11 (5), pp. 1834-1841.
Centers for Disease Control and Prevention. 2022. Diabetes. Foot Health.
National Library of Health. 2021. U.S. Department of Health and Human Services MedlinePlus. Diabetic Foot.
Wisse, B. National Library of Health. 2020. U.S. Department of Health and Human Services MedlinePlus. Diabetes - Foot Ulcers.
Robinson, D. Healthline. 2021. Diabetic Ulcers : Causes and Treatment.