Rabu, 04 Januari 2023 11:33 WIB

Kelelahan Kerja dan Cara Mengatasinya

Responsive image
14872
Fairuz Iman Haritsah, S.KM - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Kelelahan hampir selalu terjadi kepada semua orang, utamanya pekerja yang memiliki aktifitas padat di tempat kerjanya. Kelelahan kerja pasti terjadi pada berbagai situasi kerja dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan ringan hingga berat. Menurut Cameron (1973) dalam Setyawati (2010), kelelahan kerja menyangkut penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi, dan penurunan produktivitas kerja. Kelelahan tidak dapat didefinisikan, namun bisa dirasakan sehingga penilaian kelelahan dilakukan secara subjektif.

Menurut Maharja (2015), sekitar 20% pekerja memiliki gejala kelelahan kerja yakni penurunan performa, motivasi serta aktifitas mental dan fisik. Hasil penelitian yang dilakukan pada salah satu perusahaan di Indonesia tepatnya pada bagian produksi, menunjukkan bahwa rata-rata pekerja yang mengalami memiliki gejala sakit di kepala, nyeri di punggung, pening dan kekakuan di bahu. Apabila kelelahan kerja tidak segera ditangani dan segera beristirahat, maka akan terjadi akumulasi kelelahan dalam sehari, sehingga dapat berdampak lebih parah terhadap kesehatan. World Health Organization (WHO) dalam model kesehatan yang dibuat hingga tahun 2020, memperkirakan bahwa gangguan psikis berupa perasaan lelah yang berat dan berujung pada depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.

Kelelahan kerja tentu dapat menimbulkan dampak buruk pada pekerjaan, seperti prestasi kerja dan semangat kerja yang menurun. Pekerja yang mengalami kelelahan kerja mudah kehilangan konsentrasi sehingga tak jarang juga kelelehan menjadi sebab terjadinya kecelakaan kerja. Kelelahan kerja memberi kontribusi lebih dari 60 % untuk kejadian kecelakaan kerja. National Safety Council melaporkan bahwa 13% cidera di tempat kerja dikaitkan dengan kelelahan. Dari sekitar 2.000 pekerja yang pernah mengalami kecelakaan, menunjukkan bahwa 97% pekerja setidaknya memiliki satu faktor risiko kelelahan di tempat kerja, sementara lebih dari 80% memiliki lebih dari satu faktor risiko. Saat beberapa faktor tersebut bergabung maka potensi cidera pada pekerjaan meningkat.

Kelelahan kerja umumnya disebabkan oleh rendahnya kualitas dan kuantitas tidur (misalnya bekerja di waktu tidur normal) atau karena aktivitas fisik dan mental yang berlebihan di tempat kerja. Penyebab kelelahan kerja dapat dikarenakan pekerjaan yang monoton, faktor fisik lingkungan kerja (penerangan, iklim kerja dan kebisingan), beban kerja (intensitas kerja, durasi kerja dan kapasitas kerja),  faktor psikologi (tanggungjawab dan konflik di tempat kerja), kebiasan makan, penyakit, dan status kesehatan. Beban kerja menjadi penyebab terbesar terjadinya kelelahan kerja. Menurut Maharja (2015), beban kerja fisik berkaitan kuat dengan kelelahan kerja. Semakin tinggi beban kerja fisik, maka semakin tinggi pula tingkat kelelahan kerja yang akan dialami.

Kelelahan akan menimbulkan efek buruk bagi kesehatan jika tidak diatasi dengan baik. Hal-hal sederhana berikut yang mungkin dilakukan untuk membantu mencegah terjadinya kelelahan kerja.

1.       Membiasakan diri tidur cukup yaitu sekitar 7-8 jam dalam sehari

2.       Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, utamanya memperbanyak konsumsi sayur dan buah

3.       Tidak mengkonsumsi alkohol maupun obat-obat yang berbahaya

4.       Mengelola stres dengan baik

5.       Melakukan olahraga secara teratur

6.       Tidak merokok dan tidak terpapar asap rokok

7.       Melakukan medical check-up secara teratur

8.       Mengatur ulang tempat kerja agar nyaman untuk digunakan

9.       Melakukan peregangan secara rutin setiap hari

Peregangan perlu dilakukan ketika bekerja dengan posisi statis dalam waktu yang lama, misalnya duduk terlalu lama, untuk menurunkan risiko cidera pada otot dan punggung. Peregangan disarankan untuk dilakukan jika bekerja dengan posisi statis selama 4 jam atau lebih. Peregangan dilakukan dalam durasi sekitar 5-10 menit dengan mengendurkan otot punggung, leher, bahu, tangan, dan kaki.

 

Referensi       :

Yassierli, dkk. 2020. Panduan Ergonomi Work From Home. Perhimpunan Ergonomi Indonesia

Setyowati, Dina Lusiana., dkk. 2014. Penyebab Kelelahan Kerja pada Pekerja Mebel. Jurnal Kesmas Nasional Vol. 8 No. 8

Innah, Mutma., dkk. 2021. Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Penjahit Pasar Sentral Bulukumba. Window of Public Health Journal Vol. 1 No. 5 : 471-481

Maharja, Rizky. 2015. Analisis Tingkat Kelelahan Kerja Berdasarkan Beban Kerja Fisik Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health Vol. 4 No. 1 : 93–102

Prodia Occupational Health Institute. (2021, November 7). Kelelahan Kerja. Diakses dari https://prodiaohi.co.id/kelelahan-kerja