Selasa, 03 Januari 2023 08:46 WIB

Mengenal Penyebab Gangguan Pendengaran

Responsive image
8079
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga. Gangguan pendengaran merupakan perubahan tingkat pendengaran yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami pembicaraan.

Gejala Gangguan Pendengaran

1.      Suara terdengar pelan.

2.      Menyetel televisi atau musik dengan volume keras.

3.      Telinga berdenging

4.      Mengalami kesulitan mendengar perkataan orang lain dan kerap miskomunikasi, terlebih saat sedang berada di keramaian.

5.      Mengalami kesulitan mendengar suara konsonan dan bernada tinggi.

6.      Perlu konsentrasi lebih untuk mendengar perkataan orang.

7.      Kerap meminta orang lain mengulangi pembicaraan, berbicara lebih jelas, dan lebih keras.

8.      Sering menghindari situasi sosial.

Penyebab Gangguan Pendengaran

1.      Gangguan Pendengaran Konduktif

Disebabkan oleh kondisi patologis pada kanal telinga eksterna, membran timpani, atau telinga tengah. Gangguan pendengaran konduktif tidak melebihi 60dB karena dihantarkan menuju koklea melalui tulang (hantaran melalui tulang) bila intensitasnya tinggi. Penyebab tersering gangguan pendengaran jenis ini pada anak adalah otitis media dan disfungsi tuba eustachius yang disebabkan oleh otitis media sekretori. Kedua kelainan tersebut jarang menyebabkan kelainan pendengaran melebihi 40dB. Gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran konduktif yakni.

a.      Infeksi telinga tengah.

b.      Infeksi telinga luar.

c.      Penumpukan cairan pada telinga bagian tengah.

d.      Adanya gangguan atau kerusakan pada tuba eustachius.

e.      Gendang telinga robek.

f.       Terdapat jaringan abnormal atau tumor pada telinga tengah dan telinga luar.

g.      Penumpukan kotoran telinga.

h.      Benda asing yang masuk dan tersangkut pada saluran telinga.

i.       Terdapat kelainan pada bentuk telinga.

j.       Terdapat masalah kesehatan pada tulang pendengaran.

2.      Gangguan Pendengaran Sensorineural

Disebabkan oleh kerusakan atau malfungsi koklea, saraf pendengaran dan batang otak sehingga bunyi tidak dapat diproses sebagaimana mestinya. Bila kerusakan terbatas pada sel rambut di koklea maka sel ganglion dapat bertahan atau mengalami degenarasi transneural.  masalah kesehatan yang dapat menyebabkan gangguan sensorineural yakni :

a.      Kondisi medis tertentu, seperti penyakit autoimun yang menyerang organ telinga.

b.      Penggunaan obat tertentu yang dapat menimbulkan efek samping pada telinga.

c.      Kondisi genetik tertentu yang diturunkan dalam keluarga.

d.      Gangguan pada pembentukan telinga dalam.

e.      Proses penuaan

f.       Pukulan di area kepala.

g.      Paparan suara keras dalam waktu lama.

3.      Gangguan Pendengaran Campuran

Bila gangguan pendengaran atau tuli konduktif dan sensorineural terjadi bersamaan.

Faktor Risiko Gangguan Pendengaran

1.      Faktor keturunan atau genetik.

2.      Proses penuaan yang mengakibatkan perubahan pada struktur telinga dalam.

3.      Paparan suara keras.

4.      Mengidap infeksi selama hamil, misalnya infeksi TORCH yang meningkatkan risiko munculnya kelainan bawaan termasuk gangguan pendengaran pada bayi baru lahir.

5.      Mengidap penyakit tertentu, misalnya Hipertensi, Diabetes, masalah jantung, cedera otak, Tumor, dan Stroke.

Pencegahan Gangguan Pendengaran

1.      Melindungi telinga dari paparan suara yang keras, dapat menggunakan earmuff maupun earplug.

2.      Apabila telinga basah segera dikeringkan.

3.      Sebaiknya mendengarkan musik maupun televisi dengan suara tidak keras.

4.      Saat usia dini sebaiknya melakukan imunisasi lengkap.

5.      Hindari untuk tidak memasukkan jari, tisu, atau cotton bud ke dalam telinga.

 

Referensi :

Hamzah Zainal. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Gangguan Pendengaran pada Tenaga Kerja Bagian ProduksI PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Makassar Tahun 2014. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Eryani Mulia Yesti, dkk. 2017. Faktor Risiko Terjadinya Gangguan Pendengaran Akibat Bising. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Jurnal Medula Volume 7 Nomor 4.