Kamis, 29 Desember 2022 14:35 WIB

Penyebab Makrosomia dan Upaya Pencegahannya

Responsive image
6859
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Saat hamil, setiap perempuan pasti ingin yang terbaik untuk janin dan dirinya. Namun sayangnya, tidak sedikit wanita yang mengalami masalah dalam kehamilannya termasuk masalah janin yang terlalu besar atau janin kelebihan berat badan sejak di dalam kandungan. Kondisi janin yang terlalu besar saat hamil dikenal dengan makrosomia. Bayi dikatakan mengalami makrosomia jika berat badannya lebih dari 4 kg saat lahir. Ibu yang mengandung bayi makrosomia berisiko kesulitan melahirkan secara normal. Tak hanya menyebabkan kesulitan melahirkan secara normal, ibu dengan bayi ini juga berisiko mengalami cedera persalinan hingga mengancam jiwa. Selain itu, makrosomia juga bisa menyebabkan bayi yang lahir menderita berbagai penyakit, seperti obesitas dan diabetes.

Ketika lahir, bayi biasanya memiliki berat badan antara 2,5-4 kg. Pada makrosomia, bayi yang lahir memiliki berat badan di atas 4 kg. Berat badan janin sendiri sulit untuk diukur ketika masa kehamilan sehingga makrosomia umumnya baru bisa terdeteksi saat bayi lahir atau setelah ditimbang.

Penyebab Makrosomia

Penyebab utama makrosomia adalah diabetes yang tidak terkontrol pada ibu hamil, baik diabetes yang baru terjadi saat hamil (diabetes gestasional) atau telah memiliki riwayat diabetes sebelum hamil (diabetes pregestasional).

Akibat diabetes yang tidak terkontrol, kadar gula darah di dalam tubuh ibu hamil meningkat dan masuk ke dalam plasenta. Gula darah tersebut akan berubah menjadi lemak dan dapat membuat bayi tumbuh lebih besar dari ukuran normal.

Selain akibat diabetes yang tidak terkontrol pada ibu hamil, makrosomia juga dapat terjadi akibat berbagai kondisi berikut :

1.      Obesitas pada ibu hamil.

2.      Genetik

3.      Gangguan kesehatan pada bayi, seperti : sindrom Beckwith-Weiderman, sindrom Fragile X, atau sindrom Weaver.

Faktor Risiko Makrosomia

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko bayi terlahir dengan makrosomia, yaitu :

1.      Berusia 35 tahun atau lebih saat hamil.

2.      Mengalami pertambahan berat badan yang berlebihan saat hamil.

3.      Memiliki riwayat makrosomia pada kelahiran sebelumnya.

4.      Mengalami kehamilan post-term, yaitu kondisi ketika bayi lahir 2 minggu lebih lambat dari tanggal perkiraan.

5.      Menderita hipertensi saat hamil.

Gejala Makrosomia

Makrosomia umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun selama masa kehamilan. Meski demikian, ada beberapa kondisi yang mungkin terjadi jika bayi mengalami makrosomia, yaitu :

1.      Tingginya ukuran fundus, yaitu jarak antara pangkal rahim dengan tulang kemaluan.

2.      Usia kehamilan lebih dari 40 minggu.

3.      Jumlah air ketuban yang terlalu banyak (polihidramnion).

Kapan Harus ke Dokter

Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk mendeteksi gangguan kehamilan sejak dini. Selain itu, Anda juga perlu segera ke dokter jika mengalami gejala-gejala diabetes gestasional, seperti : sering haus, mulut kering, mudah lelah, atau frekuensi buang air kecil yang meningkat.

Pemeriksaan Makrosomia

Seperti yang telah dijelaskan, makrosomia sulit untuk didiagnosis hingga bayi lahir dan ditimbang. Namun, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini jika ibu hamil memiliki faktor risiko terjadinya makrosomia :

1.      Pemeriksaan Awal

Pada pemeriksaan ini, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai perkiraan hari terakhir menstruasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Dokter juga akan bertanya terkait riwayat kesehatan ibu hamil, serta obat-obatan yang dikonsumsi oleh ibu hamil.

2.      Pemeriksaan Penunjang

Setelah melakukan pemeriksaan awal, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, yaitu :

a.      USG kandungan, untuk melihat kondisi bayi di dalam rahim, serta mendeteksi kelainan pada janin.

b.      Pengukuran lingkar perut ibu hamil, untuk menentukan tinggi jarak antara pangkal rahim dengan tulang kemaluan (fundus).

c.      Non-Stress Test (NST), untuk mengukur detak jantung janin.

d.      Tes gula darah, untuk mengetahui kadar gula darah dan mendeteksi diabetes pada ibu hamil.

Penanganan Makrosomia

Meski sulit terdeteksi saat masa kehamilan, berat badan janin bisa diprediksi oleh dokter melalui USG kandungan. Jika bayi berisiko mengalami makrosomia, umumnya dokter akan menyarankan operasi caesar. Namun, bukan berarti semua ibu hamil yang janinnya mengalami makrosomia tidak dapat menjalani persalinan normal.

Dokter akan menyarankan operasi caesar jika terjadi kondisi di bawah ini :

1.      Bayi diprediksi memiliki berat 4,5 kg atau lebih, dan ibu hamil menderita diabetes yang tidak terkontrol.

2.      Bayi diprediksi memiliki berat 5 kg atau lebih meski ibu hamil tidak menderita diabetes.

3.      Ibu hamil pernah memiliki riwayat persalinan dengan janin yang mengalami distosia bahu sebelumnya.

Pencegahan Makrosomia

Makrosomia sulit untuk dicegah. Meski demikian, ibu hamil dapat menurunkan risiko terjadinya makrosomia dengan menjaga kehamilan agar selalu sehat serta menjaga berat badan agar ideal sebelum hamil.

Hal-hal lain yang dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk mencegah makrosomia adalah :

1.      Menjalani kontrol kehamilan secara rutin untuk memantau kondisi janin.

2.      Mengontrol kadar gula darah jika menderita diabetes.

3.      Mempertahankan pertambahan berat badan yang normal ketika hamil.

4.      Berolahraga secara rutin.

5.      Mengonsumsi pola makan bergizi lengkap dan seimbang.

 

Referensi :

Diana Handaria, dkk. 2017. Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Makrosomia. Jurnal Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.

Pillai, S., et al. 2020. Fetal Macrosomia in Home and Birth Center Births in the United States : Maternal, Fetal, and Newborn Outcomes. Birth (Berkeley, Calif.), 47(4).

Shafqat, T., Sr, Zeb., & Yasmin, S. 2022. Fetal Macrosomia Among Non-diabetic Women : Our Experience in a Developing Country. Cureus, 14(7), pp. 1-7.

National Institutes of Health. 2022. National Library of Medicine. Macrosomia.

Cleveland Clinic. 2022. Disease & Conditions. Fetal Macrosomia.

Mayo Clinic. 2022. Diseases & Conditions. Fetal Macrosomia.

Healthline. 2017. How Macrosomia Affects Pregnancy.

WebMD. 2021. What is Fetal Macrosomia?