Senin, 08 Agustus 2022 08:44 WIB

Bahaya Intoksikasi Metanol

Responsive image
15286
dr. Sekplin Sekeon, MPH, Sp. S(K) - RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado

Metanol dikenal juga sebagai metil alkohol, wood alcohol, atau spiritus, yang merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Metanol merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosfer, metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwama mudah terbakar. dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol), sedikit lebih manis. Metanol merupakan senyawa kimia yang sangat beracun jika dibandingkan dengan etanol. Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik, oleh bakteri. hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air. Toksisitas metanol dapat terjadi melalui oral, penyerapan kulit, dan pernapasan Tertelan yang paling umum dilaporkan adalah akibat meminum cairan pembersih kaca sebagai upaya bunuh diri, sedangkan tertelan secara tidak sengaja dapat terjadi melalui perilaku eksplorasi pada anak-anak. Metanol juga telah disalahgunakan sebagai pengganti etanol seperti untuk bahan bakar, penghangat makanan dan pembersih karburator sebagai sumber penyalahgunaan melalui inhalasi.

Proses pengawetan mavat, orang Mesir kung menggunakan berbagai macam campuran. termasuk di dalamnya metanol, yang mereka peroleh dari pirolisis kayu. Methanol murni pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert Boyle, yang menamakannya spirit of box, karena ia menghasilkannya melalui distilasi kotak kayu. Nama itu kemudian lebih dikenal sebagai pyroxylic spirit (spiritus). Kata methyl pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan kemudian digunakan untuk mendeskripsikan metil alkohol. Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang bekerja untuk BASF mengembangkan cara mengubah gas sintesis (syngas / campuran dari karbon dioksida and hidrogen) menjadi metanol. Proses ini menggunakan katalis zinc chromate (seng kromat), dan memerlukan kondisi ekstrem, tekanan sekitar 30-100 mpa (300–1000 atm), dan temperatur sekitar 400 °C.

Produksi metanol modern telah lebih effisien dengan menggunakan katalis tembaga yang mampu beroperasi pada tekanan relatif lebih rendah. Penggunaan metanol terbanyak adalah sebagai bahan pembuat bahan kimia lainnya. Sekitar 40% metanol dapat diubah menjadi formaldehid, dan dari sana dapat dihasilkan berbagai macam produk seperti plastik, plywood, cat, peledak, dan tekstil. Metanol juga digunakan sebagai campuran utama bahan bakar model radio dan jalur kontrol, pesawat model, dan dalam rumah tangga sering dijumpai dalam bentuk canned heat atau cairan pembersih kaca mobil. Intoksikasi ini dapat disebabka oleh oksidasi metanol yang dipengaruhi enzim alkohol dehidrogenase yang menghasilkan asam format oleh fomaldehid dehydrogenase.

Ketika tertelan, metanol diserap dengan cepat melalui saluran pencernaan dalam waktu kurang dari 10 menit. Metanol tidak terikat protein dan diserap langsung ke dalam tubuh dengan volume distribusi sekitar 0,7 L/kg. Metabolisme terjadi terutama di hati melalui oksidasi serial melalui alkohol dehidrogenase dan aldehid dehidrogenase tetapi dimulai dengan alkohol dehidrogenase yang ada di mukosa lambung. Mukosa lambung menyerap metanol dalam konsentrasi maksimal setelah di konsumsi selama 30-90 menit. Metanol di metabolisme oleh alkohol dehidrogenase didalam hati untuk menjadi formaldehid. Kemudian formaldehid di metabolisme oleh aldehid dehidrogenase menjadi asam format yang akhirnya menjadi asam folat, asam folinat, karbon dioksida dan air. Asam format berperan besar dalam toksisitas yang berkenaan dengan metanol. Hasil metabolisme menghasilkan asam format yang bekerja menghambat cytochrome oxidase karena merupakan racun mitokondria.

Paparan dapat menyebabkan berbagai tingkat toksisitas dan dapat memerlukan berbagai perawatan mulai dari pemantauan laboratorium yang ketat hingga terapi penangkal dan dialisis. Perawatan utama adalah etanol atau fomepizole, dan tidak seperti toksisitas etilen glikol, dialisis sering direkomendasikan. Gejala awal keracunan metanol dalam waktu 6 jam setelah tertelan akan tampak mabuk tanpa bau etanol. Setelah 6-24 jam tertelan akan terjadi gangguan pengelihatan yaitu skotoma, pandangan kabur dan buta total sampai kematian. Selain itu kesadaran juga menurun, koma, kejang umum, pankreatitis bisa saja terjadi. Saat pemeriksaan retina akan didapatkan papilla edem dan edema retina luas. Pemeriksaan laboratorium akan menampilkan gangguan asam basa seperti etilen glikol. Penatalaksanaan intoksikasi metanol dilakukan untuk menghambat dan mengekskresikan hasil metabolismenya. Pemberian fomepizole dan etanol memiliki afinitas yang tinggi untuk mengikat alkohol dehidrogenase. Menelan sesedikit 10 ml (0,34 US fl oz) metanol murni dapat menyebabkan kebutaan permanen dengan penghancuran saraf optik. 30 ml (1,0 US fl oz) berpotensi fatal. Dosis mematikan median adalah 100 ml (3,4 US fl oz), yaitu, 1-2 ml / kg berat badan metanol murni. Dosis referensi untuk metanol adalah 0,5 mg / kg dalam sehari.

 

Referensi:

Fiedler, E.; Grossmann, G.; Burkhard Kersebohm, D.; Weiss, G. And Witte, C. (2005). Methanol. Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry. Weinheim: Wiley-VCH.

Bozzano, Giulia; Manenti, Flavio (1 September 2016). Efficient methanol synthesis: Perspectives, technologies and optimization strategiesProgress in Energy and Combustion Science56: 71–105.

John V. Ashurst; Thomas M. Nappe. Methanol Toxicity. Https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482121/

Sumber gambar: solarindustri.com