Jumat, 20 Januari 2023 23:10 WIB

Edukasi Keperawatan Pasien Pre dan Post Operasi Bedah Saraf di Lingkungan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta

Responsive image
Teguh Andenoworeh - RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr.Mahar Mardjono Jakarta
1007

Jakarta (20/01) -  Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta gelar kegiatan edukasi Keperawatan pasien Pre dan Post Operasi Bedah Saraf yang diikuti oleh perawat internal secara tatap muka dan zoom. Hadir sebagai pembicara Johan Nur Imansyah, AMK, Suci Kurniawati Hidayah, A.Md.Kep, Amalia Agustin, S.KEP.,NERS, Siti Halimatusadiah, AMD, KEP.

Operasi Bedah Saraf adalah Prosedur medis untuk mendiagnosis atau mengobati penyakit saraf, adapun indikasi operasi yaitu peningkatan tekan intracranial, infeksi dan deficit neurologis. Tindakan Bedah syaraf dan yang harus diperhatikan oleh perawat yaitu Lubang yang dibuat di tulang tengkorak dengan membuat sayatan 3 cm melalui kulit, fasia temporal, dan periosteum pada sisi yang terkena. kemudian dibuat lubang 2 cm menggunakan bor, tujuannya untuk drain SDH atau ekstradural, pemasangan EVD, biopsi tumor otak.

Kraniotomi adalah Pembedahan pada tulang tengkorak untuk menyediakan akses ke isi intrakranial ke area supratentorial (frontal, parietal, temporal, dan oksipital). Tulang dikembalikan kembali. Kraniektomi Dekompresi merupakan prosedur yang melibatkan pengangkatan sebagian dari tengkorak untuk menyediakan akses ke isi intrakranial, tulang tidak dikembalikan lagi sedangkan Kranioplasti Pembedahan untuk menutup lubang atau deformitas tulang tengkorak, beberapa negara menggunakan batok kelapa, tulang manusia atau donor sintetik (Wood Ward & Mestecky, 2011). Tujuan: menutup bagian tulang yang di craniektomi, memperbaiki deformitas akibat trauma, infeksi, pertumbuhan abnormal, tumor.

Setelah dilakukan tindakan operasi hal yang harus diperhatikan seperti Penilaian dan manajemen Pasca operasi. Manajemen Nyeri yaitu kaji nyeri secara komprehensif, kaji factor yang meningkatkan atau mengurangi nyeri, ajarkan, teknik menurunkan nyeri non farmakologi seperti relaksasi, distraksi, aroma terapo dan lain-lain.

Edukasi ini dimaksudkan untuk memberikan soft skill kepada perawat dan saling bertukar pengalaman sehingga dapat memberikan pelayanan yang paripurna.