Jumat, 05 Februari 2021 12:52 WIB

Edukasi “Kebutuhan Gizi Pada Remaja" Oleh Yunita Ahadti, S.Gz

Responsive image
(TA-hukormas) - RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr.Mahar Mardjono Jakarta
18043

JAKARTA –  RSPON Prof Dr dr Mahar Mardjono mengadakan Zoominar Edukasi Awal Tahun 2021 secara khusus mengundang sobat otak dari SMA dan SMP PB Soedirman Jakarta dan SMA Cawang Baru Jakarta dengan membahas “Kebutuhan Gizi Pada Remaja” yang disampaikan oleh Yunita Ahadti, S.GZ pada hari Kamis tanggal 20 Januari 2021.

Yunita menjelaskan bahwa Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa anak-anak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 – 24 tahun. Tingginya aktivitas fisik dan aktivitas otak ditambah lagi dengan masa  pertumbuhan yang sedang terjadi, harus dibarengi oleh konsumsi makanan yang cukup. Sering kali, pada usia remaja terjadi peningkatan nafsu makan yang besar. Namun, sebetulnya tidak ada makanan yang tidak boleh dimakan, selama makanan itu memang sehat dan bergizi serta tidak berlebihan. Jika diibaratkan tubuh kita ini seperti gadget, asupan makanan adalah chargernya yang akan mensuplai energy ke baterai tubuh yang dikenal dengan kalori.

"Cara mencharger paling baik untuk tubuh kita dalam satu porsi makanan yaitu dengan menu 4 Sehat 5 Sempurna atau sekarang yang lebih dikenal dengan Pedoman Gizi Seimbang. Adapun 5 jenis makan yang perlu dikonsumsi remaja yaitu Karbohidrat yang merupakan sumber tenaga, protein yang merupakan zat pembangun, sayur sumber zat pengatur, buah sumber zat pengatur dan gula garam serta lemak yang merupakan zat tambahan dan konsumsinya dibatasi perharinya," urai Yunita.

Pada pemaparannya Yunita menjelaskan tentang masalah gizi pada remaja biasa seperti anemia, stunting, remaja kurus dan kegemukan. "Dibandingkan dengan standar WHO, anak laki-laki Indonesia lebih pendek 12,5 cm dan perempuan 9,8 cm. Berdampak terhadap penurunan fungsi kognitif, gangguan sistem metabolisme tubuh, menurunnya kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit degeneratif  (Diabetes, hipertensi penyakit jantung dan obesitas)", jelas Yunita.

Diakhir paparannya Yunita menjelaskan kondisi mengapa obesitas mengancam remaja yang dikarenakan kurangnya konsumsi buah dan sayur, tidak sarapan, kurang aktivitas fisik meningkatkan risiko obesitas. Disisi lain obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif (diabetes, kanker, penyakit jantung, hipertensi). Maka mulai saat ini pola dan porsi makan minum, perbanyak konsumsi buah dan sayur, lakukan aktivitas fisik dan cukup tidur.