Selasa, 11 Juni 2024 13:48 WIB

Efektivitas Penggunaan Jam Tangan Pintar (Smartwatch) sebagai Alat Monitor Kesehatan Jantung  

Responsive image
28
dr. Nada Putri Pranidya - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, banyak hal yang dulunya harus dilakukan dengan proses yang sulit dan memerlukan biaya besar berubah menjadi hal yang mudah dan dapat dilakukan dimana saja. Salah satunya terkait dengan masalah kesehatan, dahulu jika kita ingin mengukur frekuensi detak jantung ataupun melihat rekaman irama jantung, individu yang bersangkutan diharuskan untuk datang ke rumah sakit dan menjalani beberapa proses yang memakan waktu dan biaya. Namun saat ini hal itu dipermudah dengan munculnya gadget yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan seperti detak jantung dan irama jantung dalam bentuk sederhana serta mudah untuk dibawa-bawa yaitu dalam bentuk jam tangan pintar (smartwatch). Namun apakah penggunaan smartwatch tersebut efektif untuk mendeteksi kelainan pada jantung?

Inovasi teknologi selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, sehingga tingkat penggunaan jam tangan pintar untuk memantau kesehatan turut meningkat. Setiap tahunnya, banyak pelacak kebugaran dan jam tangan pintar yang dirilis di pasar konsumen. Perangkat - perangkat ini menggunakan teknologi canggih untuk menampilkan fitur kesehatan berupa metrik aktivitas fisik seperti menghitung jumlah langkah per hari, berapa banyak kalori yang terbakar, frekuensi detak jantung (HR), serta informasi tentang tekanan darah, kadar glukosa, saturasi oksigen darah, dan durasi atau kualitas tidur.

Dalam sebuah penelitian didapatkan bahwa jam tangan pintar (smartwatch) jika dibandingkan dengan pemantauan Holter untuk mengenali denyut nadi yang tidak teratur menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas yang baik dengan akurasi sebesar 98,1 persen. Jam tangan pintar terbukti cukup baik untuk membantu pemantauan jangka panjang terhadap kebugaran jantung dan diagnosis dini fibrilasi atrium, namun tenaga kesehatan tidak disarankan sepenuhnya bergantung pada penggunaan dari jam tangan pintar dan hanya melakukan pemeriksaan standar jika pasien datang dengan gejala yang mengarah kepada gangguan jantung dengan menunjukka kelainan pada jam tangan pintar mereka. Penggunaan jam tangan pintar juga perlu diperhatikan bahwa harus ada peraturan dan regulasi tertentu untuk persetujuan FDA untuk mempertahankan kriteria standar sebelum dirilis di pasar.

Peningkatan penggunaan jam tangan pintar disampaikan turut meningkatkan kecenderungan penggunanya untuk beraktivitas fisik agar dapat dipantau secara nyata melalui jam tangan pintar tersebut, beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan pemantauan yaitu seperti olahraga lari, bersepeda, ataupun aktivitas fisik yang memiliki intensitas tinggi seperti fitness. Jam tangan pintar akan memudahkan penggunanya mencapai suatu target tertentu dalam kegiatan fisik tersebut karena akan terekam secara otomatis dan memotivasi mereka untuk terus menjaga kebiasaan hidup sehat serta memicu untuk dapat senantiasa meningkatkan target dalam berolahraga. Hal tersebut bersifat positif karena dapat menurunkan risiko munculnya kelainan kardiovaskuler.

Kelebihan lain yang bisa didapatkan, beberapa merk jam tangan pintar juga memiliki potensi sebagai alat deteksi awal hipertensi dan mengidentifikasi peningkatan tekanan darah yang terjadi di malam hari ataupun yang disebabkan oleh aktivitas. Seiring dengan kegunaannya untuk memantau detak jantung, melacak jarak yang ditempuh, pola tidur, dan bahkan estimasi jumlah kalori yang terbakar saat melakukan aktivitas fisik. Bukti yang berkembang menunjukkan bahwa jam tangan pintar ini merupakan suatu alat yang aman dan hemat biaya untuk memantau dan melacak kesehatan penggunanya, memungkinkan kemajuan dalam diagnosis terutama bagi masyarakat awam dan memberdayakan penggunanya agar lebih peduli akan kesehatan karena hal tersebut telah menjadi suatu hal yang mudah untuk diakses dalam kehidupan sehari – hari dan dapat memantau status kesehatan secara efektif. Namun, hanya mengandalkan jam tangan pintar untuk memantau olahraga dapat menyebabkan kelelahan, karena pengguna dapat mengabaikan kebutuhan tubuh mereka untuk memenuhi metrik yang telah ditentukan. Selain itu, sensor yang tidak akurat dapat menyesatkan pengguna mengenai tingkat aktivitas mereka yang sebenarnya, sehingga menimbulkan risiko bagi kesehatan jantung.

Jam tangan pintar menggunakan teknologi photoplethysmography untuk memantau detak jantung dan variabilitasnya secara noninvasif dengan mengukur perubahan volumetrik aliran darah menggunakan cahaya inframerah. Jam tangan pintar menghasilkan EKG (elektrokardiogarfi) sadapan tunggal dengan menggunakan elektroda positif dan negatif yang terletak di bagian belakang jam tangan dan bagian depan jam tangan digital. Pengukuran oksimetri dengan denyut nadi digunakan untuk mengukur saturasi oksigen darah (SpO2), di mana cahaya ditransmisikan ke pergelangan tangan dan cahaya yang dipantulkan diukur dengan fotodioda. Namun, kekurangan yang signifikan dari EKG jam tangan pintar adalah penempatannya di pergelangan tangan kiri, yang menghasilkan rekaman sadapan tunggal (sadapan I) saja. Kemampuan yang terbatas ini menyulitkan untuk mendeteksi kelainan yang terkait dengan serangan jantung mendadak, yang memerlukan rekaman EKG yang lebih komprehensif yang saat ini tidak dapat dicapai dengan menggunakan jam tangan pintar. Meskipun beberapa penelitian telah melakukan percobaan untuk mendiagnosis awal kejadian AF (atrial fibrilasi) hingga diagnosis awal sindrom koroner akut (ACS) melalui jam tangan Apple dengan menggunakan EKG 3 sadapan yang berurutan yang ditempatkan di ekstremitas yang berbeda, namun sayangnya hal yang dimaksudkan tidak disetujui oleh FDA.

Keakuratan pemantauan kebugaran jantung dapat bervariasi di antara berbagai model jam tangan pintar yang tersedia di pasaran, dan tidak semuanya dapat memantau kesehatan jantung secara akurat. Produk pemantauan kesehatan yang dapat dikenakan harus menjalani uji coba sebelum dijual, dan ketika pasien jantung mengunjungi dokter dengan keluhan dan menyampaikan hasil pemantauan dari jam pintar mereka, maka dokter harus melakukan pemeriksaan dengan menggunakan protokol pemeriksaan standar. Sangat penting bagi petugas kesehatan untuk mengedukasi pasien mereka tentang jam tangan pintar, membimbing mereka tentang cara menginterpretasikan angka-angka dan kapan harus mencari pertimbangan medis lebih lanjut. Sama pentingnya bagi dokter untuk terus mengandalkan alat diagnostik dan protokol yang sudah ada dan memanfaatkan jam tangan pintar sebagai alat bantu.

Akhir kata, jam tangan pintar telah mengatasi banyak kesenjangan antara hubungan dokter dan pasien, kepatuhan, dan panduan. Evolusi jam tangan pintar dalam hal kesehatan kardiovaskular menjanjikan kemajuan baru yang menarik. Iterasi di masa depan dapat mencakup sensor yang lebih akurat dan komprehensif dengan kemampuan mengukur berbagai parameter vital yang lebih luas dengan presisi tingkat medis. Selain itu, algoritme pembelajaran mesin yang canggih dan integrasi kecerdasan buatan dapat menawarkan wawasan yang dipersonalisasi dengan menganalisis secara kritis tren jangka panjang dalam data pengguna, membantu mereka mengidentifikasi dan mengambil langkah yang diperlukan untuk mendapatkan manfaat kardiovaskular yang optimal. Dengan teknologi, sistem perawatan kesehatan juga harus diperbarui secara berdampingan. Tindak lanjut dari pasien mereka dengan data vital kardiovaskular secara nyata dapat dibagikan kepada para dokter untuk melacak kebugaran penggunanya. Kolaborasi ini memiliki potensi untuk mengubah perawatan kardiovaskular menjadi pengalaman yang lebih efisien dan preventif.

 

Referensi:

Shrestha AB, Khanal B, Mainali N, Shrestha S, Chapagain S, Umar TP, Jaiswal V. Navigating the Role of Smartwatches in Cardiac Fitness Monitoring: Insights From Physicians and the Evolving Landscape. Current Problems in Cardiology, 2024, Volume 49, Issue 1, Part B. 102073. ISSN 0146-2806. Diakses melalui https://doi.org/10.1016/j.cpcardiol.2023.102073.

Zenzes, Michael & Seba, Philip & Vivero-Fäh, Bettina. (2023). The Electrocardiogram On The Wrist: A Frightening Experience To The Untrained Consumer: A Case Report. Journal of Medical Case Reports. 17. 79. 10.1186/s13256-023-03806-3.

Racine HP, Strik M, van der Zande J, Alrub SA, Caillol T, Haïssaguerre M, Ploux S, Bordachar P. Role of Coexisting ECG Anomalies in the Accuracy of Smartwatch ECG Detection of Atrial Fibrillation. Can J Cardiol, 2022 Nov;38(11):1709-1712. doi: 10.1016/j.cjca.2022.08.222. Epub 2022 Oct 12. PMID: 36334937.

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/high-angle-hand-wearing-watch_27571761.htm#fromView=search&page=1&position=10&uuid=24cd708e-5a48-408b-b08d-5611f5829d42