Senin, 14 November 2022 11:03 WIB

Edukasi Dagusibu dan Mengenal Epilepsi di RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Responsive image
Teguh Andenoworeh - RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr.Mahar Mardjono Jakarta
996

JAKARTA - Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta mengadakan edukasi bagi pasien dan penunggu pasien mengenai DAGUSIBU dan Epilepsi. Hadir sebagai pembicara Dra. Hadijah Tahir, Apt, Sp.FRS, Mira Nofiyanti, AMK, Dewi Ruliandari, S.Gz dan Tim TellPON RSPON.

Dra. Hadijah Tahir, Apt, Sp.FRS memberikan materi mengenai “DAGUSIBU” (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang Obat dengan Benar), Tingginya upaya pengobatan mandiri atau swamedikasi oleh masyarakat dapat menimbulkan risiko kesalahan penggunaan obat dan terapi yang tidak rasional dan Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 terdapat 44,14 % masyarakat Indonesia yang berupaya melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi).

Dra. Hadijah Tahir, Apt, Sp.FRS memberikan materi mengenai “DAGUSIBU” (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang Obat dengan Benar), Tingginya upaya pengobatan mandiri atau swamedikasi oleh masyarakat dapat menimbulkan risiko kesalahan penggunaan obat dan terapi yang tidak rasional dan Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 terdapat 44,14 % masyarakat Indonesia yang berupaya melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi).

Program DAGUSIBU hadir sebagai upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menggunakan dan mengelola obat, Pemberian informasi tentang DAGUSIBU ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait penggunaan serta pengelolaan obat yang baik dan benar, Pengetahuan yang baik dapat menghindarkan masyarakat dari kesalahan dalam penggunaan obat serta mencegah timbulnya permasalahan obat lainnya Namun sosialisasi DAGUSIBU dirasa kurang massif, sehingga diperlukan pemberian informasi secara khusus dan langsung kepada pasien serta masyarakat umum.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 bahwa pelayanan kefarmasian dalam hal ini penyerahan obat hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan seperti Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Apotek, Puskesmas, Klinik, Toko Obat Berizin dan Praktek Bersama.

 Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat penggunaan obat :

  1. Beberapa rute pemberian (oral, suppo, injeksi, topikal, inhalasi)
  2. Aturan minum obat dan waktu pemberian obat
  3. Takaran obat misalnya pada sediaan sirup pasien anak-         
  4. Indikasi, efek samping, kontra indikasi
  5. Interaksi obat dengan makanan (antikoagulan, antibiotic)
  6. Pasien dengan kondisi khusus seperti ibu hamil dan menyusui 

Pada masyarakat umumnya kurang mengetahui bagaimana penyimpananan obat yang baik dan benar, berikut beberapa tips untuk menyimpan obat yaitu :

  1. Simpan obat sesuai petunjuk penyimpanan yang tertera pada label  kemasan obat
  2. Hindari paparan sinar matahari secara langsung ataupun suhu yang  tinggi
  3. Hindari kelembaban ruangan yang terlalu tinggi
  4. Simpan obat dalam kemasan asli dan dengan etiket yang masih lengkap
  5. Periksa Kembali tanggal kedaluarsa dan kondisi obat
  6. Sebaiknya obat-obatan di rumah disimpan dalam kotak tertutup atau lemari terkunci dan  jauhkan dari jangkauan anak-anak

Pada akhir pemaparannya Dra. Hadijah Tahir, Apt, Sp.FRS menyampaikan bahwa jangan terlalu lama menyimpan obat dan yang tidak kalah penting harus diperhatikan saat ketika akan membuang obat harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Pastikan dahulu obat dalam kemasan telah rusak, kadaluarsa, berubah  warna atau sudah tidak diperlukan lagi
  2. Pisahkan obat-obatan yang akan dibuang sesuai dengan bentuk sediannya
  3. Lepaskan etiket obat dan tutup dari wadah/botol/tube
  4. Obat yang berbentuk cair? dilarutkan terlebih dahulu dalam air, baru kemudian dibuang ke saluran pembuangan/ kloset.
  5. Obat yang berbentuk padat? tablet dihancurkan terlebih dahulu, kapsul  dibuka dan isinya dituangkan ke dalam plastic, dicampurkan air atau  tanah lalu buang di tempat sampah
  6. Hancurkan kemasan obat dengan digunting atau disobek lalu dibuang ke tempat sampah atau dipendam di tanah

Setelah pemaparan materi dari Dra. Hadijah Tahir, Apt, Sp.FRS, Mira Nofiyanti, AMK dilanjutkan materi mengenai “Mengenal Epilepsi” yang disampaikan oleh Mira Nofiyanti. Epilepsi adalah gangguan pada system saraf pusat akibat aktivitas listrik yang berlebihan di otak. Hal ini menyebabkan penderitanya mengalami kejang secara berulang pada sebagian atau seluruh tubuh.

Ada beberapa penyebab epilepsi seperti Trauma saat lahir, Trauma kepala, Radang otak, Tumor otak, Perdarahan otak, Kekurangan oksigen, Demam serta Keracunan obat.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika seseorang terkena eplilepsi seperti Kekakuan tubuh & anggota gerak untuk beberapa saat yang disertai kejang dan diikuti hilangnya kesadaran diikuti dengan :

  1. Pandangan kosong
  2. Teriakan tercekik
  3. Jatuh tiba-tiba
  4. Wajah & leher sianosis
  5. Gerakan kejang otot
  6. Tidak ada respon
  7. Mulut berbuih
  8. BAB & BAK secara spontan
  9. Penderita sadar pada waktu yang tidak lama
  10. Setelah kejang biasanya korban kelelahan dan tertidur