Rabu, 02 November 2022 13:11 WIB

Upaya Pemerataan Tenaga Kesehatan melalui AHS

Responsive image
NRI - Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
1688

Jakarta (02/11) – Pemerataan tenaga Kesehatan di Indonesia masih menjadi suatu masalah besar. Hal tersebut dibahas dalam Workshop Implementasi Academy Health System (AHS) hari kedua yang dilaksanakan pada Rabu, 02 November 2022 yang dilaksanakan secara daring dan live streaming Yotube Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.

Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes dr. Sunarto, M.Kes dalam paparannya menerangkan saat ini di Indonesia masih ada Puskesmas yang belum memiliki dokter dan belum memiliki sembilan jenis Nakes. Ratio dokter di Indonesia saat ini baru mencapai 0,42 : 1000 penduduk, yang mana sangat jauh dari Standar ratio dokter yang ditetapkan oleh WHO yaitu 1 : 1000 penduduk. 

Selain itu, pola penyakit di Indonesia saat ini telah bergeser menjadi penyakit yang bersifat katastrofik yang berpotensi akan meningkatkan beban pembiayaan dan menurunkan produktifitas manusia di masa mendatang. Sembilan Penyakit penyebab kematian tertinggi dan berbiaya besar diantaranya adalah Kanker, Jantung, Stroke, ginjal, diabetes, hati, Kesehatan ibu dan anak, tuberculosis dan penyakit infeksi emerging (salah satunya seperti pandemi Covid-19 yang perlu diwaspadai).

Maka dari itu, dengan berbagai tantangan global maupun nasional yang ada, Pemerintah terdorong untuk menyusun langkah-langkah strategis guna menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

“Ini merupakan PR yang sangat berat jika hanya dikerjakan oleh Kemenkes sendiri, oleh karena itu kita membuat suatu kebijakan tentang AHS dimana sejak awal pemenuhan tenaga Kesehatan sudah dibantu oleh Fakultas Kedokteran, RS Pendidikan, dan Pemerintah Daerah. Inilah salah satu alasan terciptanya AHS.” Jelas dr. Sunarto, M.Kes

Academic Health System (AHS) merupakan model kerjasama terintegrasi antara perguruan tinggi (Fakultas Kedokteran), rumah sakit pendidikan, wahana pendidikan dan/atau pemerintah daerah dalam menyelenggarakan program pendidikan, penelitian, pelayanan kesehatan dan pengabdian kepada masyarakat secara terpadu.

AHS juga dapat berperan dalam peningkatan cakupan imunisasi, peningkatan deteksi dini dan peningkatan Kesehatan ibu dan anak melalui program pembentukan jejaring pengampuan puskesmas dengan rumah sakit Pendidikan yang ada di wilayah dinas Kesehatan.

“Kami harap program AHS ini akan dapat membantu untuk mempercepat transformasi sistem Kesehatan. Kita mengharapkan peran semua stakeholder untuk Bersama-sama mendukung ini, agar PR kita Bersama yang masih tinggi seperti stunting, prevalensi TB, angka kematian ibu dan anak yang masih tinggi, itu menjadi hal yang bisa kita atasi dalam waktu yang tidak lama.” Tutup dr. Sunarto, M.Kes