BANDUNG - Kementerian Kesehatan menetapkan RSUP Dr. Hasan Sadikin sebagai salah satu rumah sakit pengampu regional layanan prioritas di Provinsi Jawa Barat. Penunjukan ini merupakan bagian dari rencana strategis transformasi layanan kesehatan untuk mencapai visi mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan melalui transformasi layanan rujukan. Sebagai implementasi dari hal tersebut, telah dilakukan Launching Kegiatan Pengampuan Layanan Prioritas Stroke: Melalui Workshop Tindakan Pembedahan Clipping pada Pasien Aneurisma Cerebrovaskular oleh Tim Pengampu Stroke Nasional RS PON Prof. Dr. Mahar Mardjono di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (26/10).
Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Oleh karena itu Kemenkes menginstruksikan dilakukannya program pengampuan untuk memperbanyak fasilitas kesehatan yang mampu menangani kasus stroke di seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Diharapkan melalui program ini, akan lebih banyak pasien stroke yang tertangani secara cepat, sehingga dapat menurunkan angka kematian dan kecacatan akibat stroke.
Plt. Direktur Utama RSHS, dr. Yana Akhmad Supriatna Sp.PD-KP.,MMRS mengungkapkan bahwa RSHS sebagai RS Pengampu Regional dalam program layanan prioritas ditargetkan untuk mencapai stratifikasi layanan strata paripurna. Untuk mencapai pemenuhan standar stratifikasi ini, RSHS bekerjasama dengan RS Pengampu Nasional, RS PON Prof. Dr. Mahar Mardjono dalam pendampingan tindakan medis salah satunya proctoring tindakan bedah clipping untuk dapat memenuhi standar stratifikasi. Hal ini juga merupakan peran serta RSHS dalam transformasi kesehatan ini dengan mendukung peningkatan aksesibilitas layanan rujukan yang berkualitas.
Sementara itu Plt. Direktur Utama RS PON dr. Mursyid Bustami Sp.S (K), KIC, MARS menjelaskan bahwa tujuan pengampuan ini untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit dalam menangani pasien stroke. “Targetnya satu agar rumah sakit di tiap provinsi dapat melakukan tindakan seperti ini sehingga jika ada kasus seperti ini tidak perlu merujuk ke Jakarta”. Tambah dr. Mursyid. Direktur Utama RS PON tersebut mengungkapkan bahwa operasi yang dilakukan hari ini adalah tindakan yang paling tinggi dalam penanganan kasus stroke. RSHS merupakan salah satu rumah sakit vertikal diharapkan menjadi rumah sakit paripurna dan diharapkan dapat mengampu rumah sakit rujukan utama yaitu Al Ihsan dan RSUD Karawang beserta ruamh sakit lain di Jawa Barat. Pengampuan ini akan dilakukan hingga level madya. Pada kesempatan ini dr. Mursyid mengingatkan kembali agar kita masyarakat melakukan pencegahan terhadap penyakit stroke yaitu dengan cara pola hidup sehat, kurangi rokok, lakukan pemeriksaan darah, kolesterol dll.
Dr. dr. Youth Savitri, MARS selaku Ketua Tim Kerja Transformasi Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan menyampaikan, “Satu Rumah Sakit disetiap provinsi di seluruh Indonesia harus bisa melakukan Tindakan clipping. RSHS sudah dapat mengampu untuk wilayah Jawa Barat, diharapkan nantinya RSHS dapat melakukan tindakan tersebut di RSUD Al-Ihsan. Untuk itu dari Kementerian Kesehatan memberikan bantuan Alat, Kesehatan, Sarana Prasarana, dan SDM dengan Bantuan langsung dari RS PON selaku pengampu Nasionalnya”
Dalam kesempatan yang sama Plt. Dirjen Pelayanan Kesehatan drg. Murti Utami berharap program pengaampuan jejaring layanan stroke dapat berjalan dengan lancar sehingga target dari rencana strategis kementerian kesehatan tahun 2020 – 2024 yang berkaitan dengan Transformasi layanan rujukan dapat tercapai. “Saya juga berharap terjadi kolaborasi antara Rumah Sakit Pengampu Nasional, Rumah Sakit Pegampu Regional, Rumah Sakit Diampu, Pemerintah Daerah serta Dinas Kesehatan setempat secara aktif dalam mencapai kesuksesan program jejaring pengampuan layanan stroke ini. Sehingga masyarakat Indonesia mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang berkualitas lebih mudah” tambahnya. (IKJ/RFS)