Minggu, 12 November 2023 16:17 WIB

Ditjen Yankes meriahkan gelaran Pameran Inovasi dan Teknologi Kesehatan, dalam rangka HKN ke-59

Responsive image
rfs - Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
221

Jakarta (09/11) – Sebagai rangkaiaan acara peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-59, Kementerian Kesehatan RI kembali menggelar Pameran Inovasi dan Teknologi Kesehatan Tahun 2023. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan turut memeriahkan gelaran pameran tersebut, dalam kegaiatan tersebut stand Ditjen Yankes membuka layanan informasi dan konsultasi yang terkait dengan program-program di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan serta meyedianakan berbagai hadiah menarik bagi para pengunjung booth.

Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin berkesempan membuka secara langsung pameran yang yang berlangsung selama tiga hari di DKI Jakarta. Pameran Inovasi dan Teknoloi Kesehatan, merupakan salah satu langkah konkret yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dalam upaya meningkatkan ketahanan nasional atau resiliensi di bidang farmasi dan alat kesehatan.

“Kita harus sungguh-sungguh menyadari bahwa inovasi dan teknologi kesehatan adalah wajah peradaban masa depan, sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang praktis, cepat, mudah dan terjangkau,” ungkap Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin.

Pengembangan inovasi dan teknologi kesehatan harus berjalan beriringan dan terintegrasi untuk menciptakan layanan kesehatan yang efektif dan efisien. Karenanya, pemerintah menekankan agar pengembangan teknologi dan inovasi kesehatan bukan sekadar penemuan teknologi yang modern dan canggih, namun juga harus berpikir kreatif bagaimana cara mengelola SDA Indonesia yang beragam layaknya negara maju.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU menyampaikan bahwa pemerintah saat ini transformasi kesehatan pilar ketiga yakni transformasi ketahanan kesehatan untuk mewujudkan kemandirian farmasi dan alat kesehatan dalam negeri. Melalui transformasi tersebut, kedepan sistem kesehatan terutama yang berkaitan dengan obat-obatan dan vaksin maupun alat kesehatan esensial yang dibutuhkan masyarakat bisa diproduksi di dalam negeri. Dengan begitu, Indonesia tidak lagi bergantung dengan negara lain.

“Saat pandemi kita melihat bahwa daya tahan sistem kesehatan kita itu lemah khususnya di bidang obat-obatan dan vaksin, kondisinya saat pandemi terjadi semua negara lockdown, sehingga kita tidak memiliki akses ke obat-obatan dan vaksin yang sangat dibutuhkan untuk 270 juta masyarakat,” kata Menteri Kesehatan.

Kemandirian alat kesehatan dan farmasi telah terwujud. Saat ini, perusahaan yang mampu memproduksi vaksin dalam negeri bertambah yang semua 1 perusahaan menjadi 3 perusahaan. Selaras, jumlah vaksin yang bisa diproduksi dalam negeri naik dari 1 jenis menjadi 4 jenis. Kemudian, bahan baku obat yang mayoritas impor kini bisa diproduksi di dalam negeri.