Rabu, 25 Oktober 2023 09:28 WIB

Bimbingan Teknis Manajemen Resiko Keamanan Siber pada Rumah Sakit

Responsive image
Trimurti Sari – Wahid Salman - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta
375

Sukoharjo (24/10) - Bertempat di Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta pada, Badan Siber dan Sandi Negara RI menyelenggarakan Bimbingan Teknis Manajemen Resiko Keamanan Siber kepada Rumah Sakit di Wilayah Solo dan Sekitarnya. Acara ini diikuti oleh kurang lebih 250 peserta yang berasal dari 36 Rumah Sakit yang terdiri Rumah Sakit Vertikal Kemenkes RI, Rumah Sakit Daerah maupun Rumah Sakit Swasta secara luring dan juga Rumah Sakit lain diluar Solo Raya yang mengikuti secara daring.

Dalam sambutannya, Direktur Utama Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. Soeharso Surakarta, Dr. dr. Romaniyanto, Sp.OT(K) Spine , MARS. menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan mempunyai Komitmen Transformasi Layanan Kesehatan salah satunya adalah Transformasi Teknologi Kesehatan oleh karena itu, semoga dengan adanya acara Bimbingan Teknis seperti ini bisa membantu mengakselerasi program Kementerian Kesehatan tersebut.

Acara ini menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya antara lain :

  1. Tommy Prihananto, M.H (Sandiman Ahli Pertama pada Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Pembangunan Manusia) yang menyampaikan Sosialisasi Perpres Nomor 47 tahun 2023 tentang SKSN dan MKS;
  2. Nunil Pantjawati, B.Sc,M.E. (Direktur Kebijakan Tata kelola Keamanan Siber dan Sandi, Deputi I BSSN) yang menyampaikan Sosialisasi Perpres Nomor 82 Tahun 2022 tentang Perlindungan Infrastruktur Informasi Vital;
  3. Tiomaida Seviana Hasmidawati Hasugian S.H., M.A.P. (Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Kesehatan RI) yang menyampaikan CSIRT Sektor Kesehatan;
  4. Anis Fuad, S.Ked., DEA. (Pakar dalam bidang Informatika Kesehatan Populasi di Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Populasi, Fakultas kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan di UGM, Yogyakarta) menyampaikan Risk Management Frameworks dan Membuat Risk Register;
  5. Aswin Hadi Nasution, S.ST.,M.T (Sandiman Ahli Muda pada Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Manusia, Deputi III BSSN) yang menyampaikan Introduction to Cyber Risk;
  6. Nana Suryana, S.Kom.,M.Sc. (Ketua Tim Kerja Keamanan Informasi pada Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Kesehatan RI) yang menyampaikan Cyber Threats and Actors on Health Sector;
  7. Dodi Naftali, ST (Sistem Analis pada RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta) yang menyampaikan Keamanan Siber dalam Penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik dan Manajemen Insiden Siber.
  8. Panji Yudha Prakasa, S.ST., MMSI. (Sandiman Ahli Madya pada Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Pembangunan Manusia, Deputi III BSSN) yang menyampaikan Panduan Keamanan Siber pada SIMRS;
  9. Sherly Maharani (Sales Manager pada TUV SUD Indonesia) yang menyampaikan Peran ISO 27001 dalam Meningkatkan Keamanan Informasi / Data Pasien di Rumah Sakit;
  10. Tri Febrianto, CEI., CEH., CHFI., EHE. ( Security Operation Manager pada Digital Transformation Office (DTO), Kemenkes RI) yang menyampaikan Sistem Informasi Kesehatan serta jaminan kemanan pada bridging Satu Sehat.

Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pembangunan Manusia, Giyanto Awan Sularso, S.Kom.,M.M. dalam sambutannya menyampaikan, “Presiden menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 47 Tahun 2023 tentang Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber. Fokus area strategi keamanan siber nasional ini antara lain terdiri atas tata kelola, manajemen resiko, kesiapsiagaan dan ketahanan , serta penguatan perlindungan infrastruktur informasi vital.

BSSN sebagai lembaga pemerintah yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keamanan siber dan sandi terus berupaya dalam meningkatkan ekosistem siber yang baik di berbagai sektor, salah satunya sektor kesehatan yang disebut dalam Perpres 82 tahun 2022 sebagai instansi/institusi yang mengoperasikan perlindungan Infrastruktur Informasi Vital.

Dengan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian terhadap pengamanan dan manajemen resiko atas setiap aset yang dimiliki sehingga bila terjadi insiden kita dapat cepat melakukan rapid response dalam rangka mitigasi resiko sebelum menjadi besar dan menjadi krisis.”