Jumat, 06 Oktober 2023 19:05 WIB

Workshop Entrepreneurship dan Peningkatan Kapasitas Tim Champion RS Vertikal

Responsive image
iwj/ant - Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
353

Semarang (04/10) – “Entrepreneurship ini menjadi sangat penting. Selama ini rumah sakit vertikal sebagai rumah sakit pemerintah hanya cukup mengandalkan asuransi-asuransi pemerintah atau JKN, tetapi perkembangan layanan itu mengharuskan kita memberikan layanan yang luas untuk mencapai satu tingkat layanan yang baik”, demikian sambutan Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan, dr. Sunarto, M.Kes saat membuka kegiatan Workshop Entrepreneurship dan Peningkatan Kapasitas Tim Champion RS Vertikal, Rabu (4/10).

Transformasi rumah sakit vertikal memiliki 4 komponen utama yang menjadi fokus yaitu perbaikan pengalaman pasien, peningkatan kualitas pemberi layanan, peningkatan mutu layanan klinis dan peningkatan tata kelola rumah sakit.  Transformasi yang sudah berjalan hampir 1 tahun lebih dan hingga tahun 2023 ini sudah menghasilkan 10 (sepuluh) inisiatif. Transformasi ini dibantu oleh tim Champion RS vertikal yang telah memberikan kontribusi yang baik bagi perkembangan RS vertikal secara signifikan. 

dr. Sunarto menjelaskan bahwa dari 10 (sepuluh) inisiatif tidak berdiri sendiri misalnya inisiatif kedua tentang kecepatan waktu layanan yang berhubungan erat dengan inisiatif keenam tentang digitalisasi. Sehingga jika suatu RS capaian digitalisasinya baik maka sebenarnya harus kita lihat impact-nya di kecepatan waktu layanan. “Untuk hari ini kita fokus ke inisiatif keempat tentang remunerasi yang berkaitan dengan inisiatif kedelapan tentang layanan non JKN dan inisiatif kesepuluh tentang perhitungan unit cost. Dimana ketiga inisiatif tersebut saling berhubungan”. 

Kegiatan yang diselenggarakan selama tiga hari ini mengundang perwakilan Tim Champion dan perwakilan manjemen dari Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan. Selain paparan dan diskusi yang menghadirkan narasumber di bidang digital marketing  dan pengelolaan komunikasi media, staf ahli hukum kesehatan dan  Setjen Kemenkes juga dilakukan sharing session dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), RSAB Harapan Kita.

Diakhir sambutannya, dr. Sunarto berharap melalui kegiatan Workshop ini maka entrepreneurship di rumah sakit vertikal dapat dimunculkan dan menjadi satu tantangan dengan mengembangkan layanan non-JKN sesuai dengan layanan unggulan di RS masing-masing yang kompetitif dengan RS kompetitor, sehingga porsi pendapatan RS yang bersumber dari non-BPJS dapat terus meningkat dan juga kesejahteraan karyawan RS juga ikut meningkat.