Rabu, 24 April 2024 11:03 WIB

Apa itu Batu Empedu?

Responsive image
103
Nindi Kusdianti, A.Md.Kep - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Penyakit batu empedu adalah kondisi yang ditandai dengan sakit perut mendadak akibat terbentuknya batu di dalam kantung empedu. Penyakit batu empedu bisa terjadi di saluran empedu. Kantung empedu adalah organ berukuran kecil yang terletak di bawah organ hati. Organ ini mampu memproduksi dan menyimpan cairan empedu yang berperan penting dalam proses pencernaan, termasuk mencerna kolesterol yang terkandung dalam makanan. Sebagian besar batu empedu berasal dari endapan kolesterol yang akhirnya mengeras dan membentuk batu. Penyebab batu empedu muncul akibat endapan kolesterol dan bilirubin yang menumpuk di dalam kantung empedu. Penumpukan terjadi ketika cairan empedu tidak mampu melarutkan kolesterol dan bilirubin berlebih yang dihasilkan oleh hati. Semua orang bisa mengalami penyakit batu empedu, umumnya bagi orang yang memiliki gaya hidup yang buruk. Namun masalah pada kantung empedu, dapat terjadi juga karena keturunan. Oleh karena itu, untuk mencegah batu empedu, sebaiknya menerapkan gaya hidup sehat mulai dari sekarang sehingga bisa mengurangi risiko terkena penyakit batu empedu.

Penyebab

Batu kecil di kantong empedu terbentuk ketika cairan empedu mengandung tinggi kolesterol dan bilirubin. Penyebab lainnya adalah kantong empedu yang tidak dikosongkan secara sempurna. Proses terjadinya yakni batu menyumbat pada saluran kandung empedu saat berkontraksi hingga menimbulkan nyeri. Saat kantong empedu rileks, batu akan jatuh kembali ke kantong empedu, dan rasa sakit mereda dalam waktu 30 sampai 90 menit. Kontraksi kandung empedu muncul saat ada rangsangan tertentu, seperti saat kita sedang mengkonsumsi makanan berlemak yang mungkin baru akan muncul setelah kurang lebih 1 jam. Frekuensi nyeri bervariasi, tidak selalu muncul setiap hari, dan pada beberapa orang tidak mengeluh nyeri setelah konsumsi makanan berlemak.

Gejala

1.      Nyeri hebat dan konstan di bagian kanan perut yang bisa terasa hingga punggung. Nyeri juga bisa dirasakan di kanan atas perut.

2.      Mual dan muntah.

3.      Demam

4.      Keringat dingin

5.      Mata dan kulit menguning.

6.      Urin berwarna gelap.

Faktor Risiko

Usia, jenis kelamin, genetik, obesitas, penurunan berat badan yang cepat, aktivitas fisik dan gaya hidup, obat-obatan, penyakit Diabetes, Dislipidemia dan sindrom metabolik.

Komplikasi

1.      Peradangan kantong empedu.

2.      Penyumbatan saluran empedu.

3.      Pankreatitis akut

4.      Kanker kantong empedu.

Pemeriksaan

1.      USG

2.      CT Scan Perut

3.      Pemindaian Radionuklida Gallbladder.

4.      Tes darah

5.      Endoskopi Retrograde Cholangiopancreatopragphy (ERCP).

Penanganan

Untuk penanganan batu empedu, disesuaikan dengan perkembangan batu dan dampaknya pada anda. Pada dasarnya batu empedu memberi dampak dan pengaruh yang berbeda antara tiap orang.

1.    Memberi obat dengan tujuan mengurangi gejala dan melarutkan batu.

2.    Operasi

Pencegahan

1.    Kontrol berat badan

Kegemukan / obesitas adalah salah satu faktor risiko dari batu empedu. Kadar kolesterol tinggi biasanya seseorang yang mengalami obesitas sehingga menyebabkan kantung empedu sulit untuk mengosongkan. Hasilnya, kita perlu mengontrol berat badan agar selalu dalam rentang yang sehat untuk mencegah batu empedu.

2.    Pola makan sehat

Untuk memperkecil risiko terkena batu empedu, sebaiknya makan dengan jadwal teratur,  serta pilih makanan yang sehat untuk mencegah batu empedu. Perlu membatasi makanan dengan lemak jenuh tinggi seperti daging berlemak, mentega, jeroan. Namun bukan berarti tidak boleh mengonsumsi lemak sama sekali. Justru, tubuh kita membutuhkan lemak, tapi lemak yang baik. Kita bisa mengonsumsi lemak tak jenuh tunggal seperti pada minyak zaitun, serta asam lemak omega-3 seperti pada alpukat dan minyak ikan untuk menurunkan risiko batu empedu. Selain iti juga perlu mengonsumsi serat yang bisa ditemukan pada sayuran, buah-buahan dan gandum. Serat dapat membantu menurunkan kolesterol dan menurunkan berat badan. Perbanyak juga konsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian.

3.    Olahraga

Untuk mempertahankan maupun menurunkan berat badan, salah satunya dengan berolahraga secara teratur. Olahraga juga dapat membantu dalam menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi. Sehingga, olahraga dapat membantu terhindar dari penyakit batu empedu.

4.    Hindari konsumsi obat tertentu

Obat penurun kolesterol (Gemfibrozil dan Fenofibrate), tidak baik dikonsumsi karena dapat meningkatkan risiko mengembangkan batu empedu. Hal itu dapat terjadi karena obat tersebut dapat meningkatkan jumlah kolesterol yang dilepaskan ke dalam empedu, sehingga batu empedu dapat terbentuk.Selain itu, terapi hormon seperti hormon estrogen yang digunakan setelah wanita Menopause atau yang mengonsumsi pil KB dosis tinggi yang mengandung estrogen. Hormon estrogen dapat membuat tubuh lebih banyak menghasilkan kolesterol, yang bisa menyebabkan batu empedu. Itulah mengapa wanita lebih berisiko menderita batu empedu.

 

Referensi :

Meylinda Eva. 2020. Asuhan Keperawatan pada Pasien Pre dan Post Operasi Cholelitiasis yang di Rawat di Rumah Sakit. Karya Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan. Jurusan Keperawatan Prodi D-III Keperawatan Samarinda.

Sueta Dwianthara Agus Made, Warsinggih, Program Pendidikan Dokter Spesialis Konsultan Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/Rumah Sakit Umum Pusat Wahidin Sudirohusodo, Makassar; Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/Rumah Sakit Umum Pusat Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Faktor Risiko Terjadinya Batu Empedu di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. 2017. Jurnal Bedah Nasional Volume 1 Nomor 1.