Rabu, 24 April 2024 10:22 WIB

Mengenal Sesak Nafas pada Penyakit Gagal Jantung

Responsive image
190
dr. P. O. Maria K. Tokan - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat berdampak serius pada kehidupan seseorang. Gejala-gejala yang muncul dapat bervariasi, dan sesak nafas atau dispnea merupakan salah satu tanda yang umum terkait dengan masalah jantung. 

Mengapa Sesak Nafas Terjadi pada Penyakit Gagal Jantung?

Sesak nafas pada penyakit jantung terjadi karena jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien ke seluruh tubuh. Jantung yang sehat bertanggung jawab untuk memompa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Namun, pada kondisi penyakit jantung, jantung menjadi lemah atau mengalami gangguan, sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Akibatnya, cairan dapat menumpuk di paru-paru, menyebabkan sesak nafas. Proses ini disebut sebagai gagal jantung kongestif. Kondisi ini membuat paru-paru tidak dapat mengembang sepenuhnya, sehingga sulit bagi penderita untuk menghirup udara dengan cukup. 

Gejala Sesak Pada Penyakit Gagal  Jantung

Sesak nafas adalah gejala umum yang sering terkait dengan penyakit jantung. Berbagai jenis sesak nafas dapat muncul tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit jantung. Berikut adalah beberapa jenis sesak nafas yang sering terkait dengan masalah jantung:

  • Dispnea pada Aktivitas (Exertional Dyspnea):

Dispnea ini disebut juga Dispnea de effort, adalah jenis dispnea yang muncul khususnya saat seseorang sedang melakukan aktivitas fisik atau usaha. Orang yang mengalami kondisi ini mungkin merasa kesulitan bernapas, sesak, atau terengah-engah saat berjalan cepat, berlari, atau melakukan kegiatan fisik lainnya. Gejala ini dapat bervariasi mulai dari ringan hingga parah, tergantung pada penyebabnya dan tingkat keparahannya ini muncul saat melakukan aktivitas fisik atau usaha. Penderita mungkin merasa kesulitan bernapas atau terengah-engah saat berjalan cepat, naik tangga, atau melakukan kegiatan fisik lainnya.

Sesak napas yang muncul saat beraktivitas tidak selalu mengindikasikan adanya penyakit. Individu yang sehat mungkin mengalami sesak napas saat melakukan aktivitas fisik yang intens, seperti berolahraga berat. Kapasitas aktivitas yang dapat dihadapi setiap orang bervariasi tergantung pada berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, berat badan, kondisi fisik, sikap, dan motivasi emosional. Dispnea (sesak napas) selama aktivitas dianggap normal jika terjadi selama aktivitas yang umumnya dapat ditangani dengan baik oleh seseorang. Penting untuk menanyakan apakah seseorang menyadari adanya pembatasan baru atau perkembangan dalam kemampuannya melakukan tugas-tugas tertentu yang sebelumnya dapat dijalani tanpa kesulitan, seperti berjalan, menaiki tangga, atau melakukan pekerjaan rumah tangga. Pendekatan ini dapat memberikan informasi yang berguna dalam mengevaluasi tingkat gangguan fungsional

Selama aktivitas fisik, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen untuk memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan oleh otot. Peningkatan aktivitas ini memerlukan peningkatan aliran darah dan output jantung. Jika kapasitas kontraksi jantung menurun atau terdapat gangguan dalam fungsi katup jantung, maka jantung mungkin tidak dapat memompa darah dengan efisien, menyebabkan penurunan pasokan oksigen ke otot. Dispnea de effort seringkali terkait dengan gagal jantung kongestif, di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efisien, menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru. Ini mengakibatkan peningkatan tekanan di paru-paru dan kesulitan bagi penderita untuk mengambil udara yang cukup selama aktivitas

Mekanisme terjadinya dispnea de effort melibatkan kompleksitas interaksi antara berbagai sistem tubuh. Identifikasi penyebab spesifik dari dispnea de effort memerlukan evaluasi medis yang menyeluruh oleh profesional kesehatan, termasuk pemeriksaan fisik, tes diagnostik, dan penilaian fungsi kardiorespiratori secara menyeluruh.

  • Orthopnea:

Orthopnea adalah kondisi yang membuat seseorang mengalami kesulitan bernapas atau sesak nafas saat berbaring dan merasa lebih baik atau lebih nyaman ketika duduk atau berdiri

Pada pasien gagal jantung kongestif, orthopnea disebabkan oleh kongesti paru saat berbaring. Pada posisi horizontal terjadi redistribusi volume darah dari ekstremitas bawah dan organ perut ke paru-paru. Pada orang normal, hal ini tidak banyak berpengaruh, namun pada pasien yang volume tambahannya tidak dapat dipompa keluar oleh ventrikel kiri jantung karena penyakit, terjadi penurunan kapasitas vital dan komplians paru yang signifikan sehingga mengakibatkan sesak napas. Selain itu, pada pasien dengan gagal jantung kongestif, sirkulasi paru mungkin sudah kelebihan beban, dan mungkin terjadi reabsorpsi cairan edema dari bagian tubuh yang sebelumnya bergantung. Kondisi hambatan pernapasan dapat berkurang ketika pasien mengambil posisi yang lebih tegak, dan perbaikan ini seringkali disertai dengan perbaikan gejala.

  • Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND):

PND adalah sesak nafas yang tiba-tiba dan parah yang terjadi pada malam hari, biasanya membangunkan penderita dari tidur. Penderita mungkin perlu duduk tegak atau bangun dari tempat tidur untuk meredakan sesak nafas.

PND disebabkan oleh mekanisme yang mirip dengan ortopnea. Kerusakan pada ventrikel kiri jantung tiba-tiba mengakibatkan ketidakmampuan untuk menyamai output ventrikel kanan jantung yang masih berfungsi normal, sehingga menyebabkan kongesti paru. Pada pasien yang mengalami PND, mungkin terdapat mekanisme tambahan yang bertanggung jawab. Beberapa teori termasuk penurunan respons pusat pernapasan di otak dan penurunan aktivitas adrenergik di miokardium selama tidur.

Gejala Penyerta yang Perlu Diwaspadai

Gejala sesak nafas pada pasien jantung bukan merupakan gejala tunggal dan sering disertai dengan gejala lain meliputi:

  • Nyeri dada

Nyeri, tekanan, atau ketidaknyamanan di dada seringkali merupakan gejala klasik penyakit jantung. Ini dapat muncul sebagai sensasi terbakar, sesak, atau rasa berat.

  • Kelelahan yang berlebihan

Penderita penyakit jantung seringkali mengalami kelelahan yang tidak dapat dijelaskan. Aktivitas yang sebelumnya tidak menyebabkan kelelahan menjadi melelahkan.

  • Pembengkakan

Penumpukan cairan yang disebabkan oleh gagal jantung dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau bahkan perut.

  • Detak jantung tidak teratur

Aritmia atau detak jantung yang tidak teratur dapat menjadi tanda adanya masalah jantung.

  • Berkurangnya kemampuan berolahraga

Penderita penyakit jantung mungkin mengalami penurunan kemampuan berolahraga atau kesulitan dalam menjalani aktivitas fisik.

 

Penting untuk diingat bahwa gejala sesak nafas bukanlah gejala khusus hanya untuk penyakit jantung dan dapat terjadi pada kondisi kesehatan lainnya. Namun, jika seseorang mengalami sesak nafas, terutama jika terjadi secara tiba-tiba atau terkait dengan aktivitas fisik, konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk evaluasi dan diagnosis yang akurat. Deteksi dini dan penanganan penyakit jantung dapat membantu meningkatkan prognosis dan kualitas hidup.

Sesak nafas pada penyakit jantung adalah tanda serius yang tidak boleh diabaikan. Memahami gejala-gejala tersebut dan mengambil langkah-langkah pencegahan dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan kualitas hidup. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk penanganan yang tepat dan informasi lebih lanjut mengenai kondisi jantung.
 

Referensi: 

Mukerji V. Dyspnea, Orthopnea, and Paroxysmal Nocturnal Dyspnea. Clin Methods Hist Phys Lab Exam [Internet]. 1990;78–80. [Cited 19 Desember 2023] Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21250057

Maddury J. Cardinal Symptoms of Cardiovascular Diseases: Dyspnea. Indian J Cardiovasc Dis Women WINCARS. 2018;03(01):039–48.

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/young-man-feeling-sick-holding-his-chest-pain-while-drinking-tea-living-room_26343755.htm#fromView=search&page=1&position=52&uuid=a290f2c5-068c-4f76-a390-bed3d85f4ed4