Kamis, 18 April 2024 15:20 WIB

Demam Berdarah Dengue Seperti Apa Cara Penularannya?

Responsive image
227
Promosi Kesehatan Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. DBD adalah penyakit akut dengan manifestasi klinis perdarahan yang menimbulkan syok yang berujung kematian. DBD disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan perantara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit demam berdarah dengue, sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di perumahan penduduk maupun di tempat-tempat umum di seluruh Indonesia kecuali tempat-tempat di atas ketinggian 100 meter dpl. Penyakit Demam Berdarah Dengue dapat menyerang semua golongan umur. Sampai saat ini penyakit Demam Berdarah Dengue lebih banyak menyerang anak-anak tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan kenaikan proporsi penderita Demam Berdarab Dengue pada orang dewasa.

Gejala Demam Berdarah Dengue

Badan organisasi PBB yang bergerak di bidang kesehatan, World Health Organization (WHO) menyebutkan patokan gejala klinis penyakit demam berdarah dengue sebagai berikut :

1.    Demam tinggi dengan mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari.

2.  Manifestasi pendarahan, termasuk setidak-tidaknya uji torniket positif dan salah satu bentuk perdarahan lain, yaitu :

a.   Petaka (bintik-bintik merah akibat pendarahan intradermal / submokosa).

b.   Purpura (perdarahan di kulit).

c.   Ekimosis (bercak perdarahan pada kulit dan selaput lendir).

d.   Epistaksis (mimisan), perdarahan gusi.

e.   Hematemesis (muntah darah).

f.    Melena (tinja berwarna hitam karena adanya perdarahan).

3.    Pembesaran hati

4.    Disertai / tanpa disertai renjatan atau syok.

5.    Trombositopeni (kekurangan trombosit dalam darah. 1.000.000/ul atau kurang).

6.    Hemokosentrasi (pembesaran plasma) yang dapat ditafsirkan dari meningginya nilai hematocrit (yang mecermintan perembesan plasma) sebanyak 20% atau lebih dibandingkan dengan nilai Hematokrit pada masa konvalesan (masa penyembuhan).

Faktor Risiko

Faktor risiko penyebab terjadinya kejadian demam berdarah dengue yaitu nyamuk Aedes aegypti sebagai komponen utama penyebaran virus dengue ini, imunitas yang perlu kita jaga agar supaya tidak mudah terkena penyakit DBD, lingkungan sekitar rumah sangat berpengaruh dalam proses perkembang biakan dan pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti, dan perilaku manusia dalam pemberantasan nyamuk serta larva Aedes aegypti yang patut difokuskan sebagai penanggulangan serta pencegahan terkenanya penyakit demam berdarah dengue pada anak dan keluarga.

Cara Penularan

Terdapat 3 (tiga) faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue, yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes aegypti. Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini, namun merupakan vektor yang kurang berperan. Aedes tersebut mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8 - 10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali pada manusia pada saat gigitan berikutnya. Sekali virus dapat masuk dan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif). Dalam tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4 - 6 hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul.

Pencegahan

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :

1.   Lingkungan

a.   Menguras bak mandi / penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.

b.   Mengganti / menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.

c.   Menutup dengan rapat tempat penampungan air.

d.   Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.

2.   Biologis

Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu / ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).

3.   Kimiawi

Cara pengendalian ini antara lain dengan :

a.   Pengasapan / fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.

b.   Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan “3M Plus”, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala dan disesuaikan dengan kondisi setempat.

 

 

 

Referensi       :

Sukohar, A. 2014. Demam Berdarah Dengue (DBD). Medula : Jurnal Profesi Kedokteran Universitas Lampung, 2(02), 152633.

Frida, N. 2020. Mengenal Demam Berdarah Dengue. Alprin.

Candra, A. 2010. Demam Berdarah Dengue : Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan. ASPIRATOR - Journal of Vector-Borne Disease Studies2(2).

Tansil, M. G., Rampengan, N. H., & Wilar, R. 2021. Faktor Risiko Terjadinya Kejadian Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Jurnal Biomedik : JBM, 13(1), 90-99.