Jumat, 05 April 2024 10:02 WIB

Penanganan Elbow Joint yang Tepat

Responsive image
152
Promosi Kesehatan Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Dislokasi elbow sering terjadi karena trauma seperti jatuh dari ketinggian atau tabrakan kendaraan bermotor. Dislokasi elbow dapat berupa sederhana atau kompleks. Dislokasi elbow energi yang lebih tinggi sering dikaitkan dengan patah tulang dari berbagai bagian siku. Ini cedera energi yang lebih tinggi didefinisikan sebagai "kompleks" dislokasi elbow. Dislokasi elbow didefinisikan sebagai "sederhana" jika tidak ada fraktur terkait. Dislokasi adalah terjadinya pergeseran tulang dari permukaan yang disebabkan tertariknya kapsul. Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Dislokasi sendi terjadi ketika tulang bergeser dari posisinya pada sendi. Dislokasi sendi biasanya terjadi setelah trauma berat, yang menggangu kemampuan ligament menahan tulang di tempatnya. Elbow Joint merupakan salah satu sendi yang kompleks yang terdiri dari tiga tulang, tiga ligamentum, dua persendian dan satu kapsul. Sendi ini merupakan persendian diantara humerus dan radioulna. Sendi cubiti termasuk jenis sendi engsel/hinge joint yang hanya memungkinkan pergerakan fleksi dan juga ekstensi, namun sendi tersebut menjadi penting karena lokasi dan frekuensi penggunaannya dalam aktivitas sehari-hari maupun olahraga yang melibatkan persendian tersebut.

Gabungan Sendi Elbow Joint

Elbow Joint atau sendi siku merupakan gabungan dari 3 sendi. Dua sendi pertama adalah sendi yang secara tradisional dianggap sebagai pembentuk siku : sendi humeroulnar (sendi engsel dengan artikulasi antara troklea dari kondilus humeri dan trochlear notch dari ulna) dan sendi humeroradial (sendi antara kapitulum kondilus humeri dan cekungan superior dari kepala radius). Sendi yang ketiga adalah artikulasi antara kepala radius dan insisura radius ulna. Sendi siku terdiri dari ujung distal tulang humerus dan ujung proksimal tulang radius dan ulna.

Diagnosis

Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan Foto Rontgen. Pada tampilan anteroposterior, humerus distal terlihat tumpang tindih pada radius proksimal dan ulna dengan peningkatan sudut valgus cubitus. Pada tampilan lateral, proses koronoideus terletak posterior dari kondilus humerus. Computer tomography (CT) 3D berguna untuk mendiagnosa fraktur terkait, fragmen osteochondral, badan lepas intraartikular, osifikasi myositis, kalsifikasi periartikular, osifikasi heterotrofik dan kerusakan pada kartilago artikular. Pencitraan resonansi magnetik atau MRI dapat digunakan untuk menentukan lebih lanjut tingkat cedera jaringan lunak dalam pola cedera kompleks dan tingkat fibrosis di dalam dan sekitar sendi.

Pemeriksaan Elbow Joint

Pemeriksaan secara radiografi elbow joint menggunakan proyeksi Antero Posterior, Obliq Medial, Obliq Lateral, Lateral (lateromedial), Antero Posterior Partial flexion, Axial acute flexion, Caput Radius (lateromedial). Dimana masing-masing proyeksi mempunyai kriteria radiografi yang berbeda dan dapat menampilkan struktur anatomi fisiologi dan patologi dari elbow joint.

Penanganan

Penanganan dislokasi siku yang terbengkalai cukup menantang karena signifikansi dari kontraktur jaringan lunak, insufiensi dan fibrosis ligamen, cedera saraf terkait, osifikasi myositis. Tujuan penatalaksanaan pembedahan adalah untuk mencapai siku yang tidak nyeri, stabil, dan bergerak dengan ruang sendi yang stabil. Close reduction atau reduksi tertutup pada dislokasi siku yang terbengkalai tidak boleh dilakukan karena kemungkinan besar tidak akan berhasil. Upaya untuk memanipulasinya sebenarnya dapat menyebabkan patah tulang yang tidak disengaja. Open reduction atau reduksi terbuka diperlukan untuk mengobati kondisi ini. Kebanyakan para Ahli menyarankan open reduction pada dislokasi siku hingga 3 bulan pasca cedera yang bertujuan untuk mencapai stabilitas dan meningkatkan fungsi. Internal fiksasi dibutuhkan untuk menstabilkan sendi, pemasangan K-wire adalah satu-satunya modifikasi dimana dimasukkan di kedua persimpangan pada capetellar ulna, humeral dan radius.

 

Referensi:

Manik, D. E. K., Tarigan, L., & Sipahutar, D. M. 2022. Radiografi Elbow Joint dengan Sangkaan Dislokasi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan. Jurnal Medika Radiologi, 4(1), 1-6.

Sari, N. F., & Wahyuni, S. 2015. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Post Dislokasi Elbow Dextra di RSUD Panembahan Senopati Bantul (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Tata, H., & Munir, M. A. 2023. Dislokasi Posterior Siku yang Terbengkalai pada Dewasa : Laporan Kasus. Jurnal Medical Profession (Medpro), 5(2), 154-160.

Sofyan, A., Widodo, A., & Fis, S. 2014. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Stiffness Elbow Joint Sinistra di RSUD Salatiga (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Kurniawan, M. Z., & Wahyuni, S. 2014. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Stiffness Elbow Joint Dextra di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).