Jumat, 05 April 2024 09:54 WIB

Kecerdasan Anak pada Usia Dini

Responsive image
120
Promosi Kesehatan Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Kecerdasan adalah istilah umum untuk menjelaskan sifat yang mencakup sejumlah kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berfikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan seseorang, antara lain faktor genetik, faktor lingkungan dan faktor gizi. Faktor genetik merupakan potensi dasar dalam perkembangan kecerdasan. Setiap pertumbuhan individu sudah tersusun sejak masa konsepsi yang dipengaruhi oleh faktor genetik yang secara otomatis akan bepengaruh terhadap janin karena didapatkan melalui aliran darah dalam kromosom. Faktor genetik cenderung bersifat statis dansekitar 50-60?pat diturunkan oleh orang tua. Anak usia dini adalah sekelompok anak yang berusia 0-8 tahun yang memiliki berbagai potensi genetik dan siap untuk ditumbuh kembangkan melalui pemberian rangsangan. Pada masa ini anak mengalami masa keemasan (the golden age) yang merupakan suatu masa di mana anak mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Usia emas ditandai dengan berkembangnya jumlah dan fungsi sel-sel saraf otak, yang akan berfungsi secara optimal. Aspek yang akan mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya sampai dewasa meliputi aspek kecerdasan yakni kecerdasan intelektual, spiritual, emosional, dan sosial. Ketika anak di masa the golden age, anak akan menjadi peniru yang handal, mereka lebih cerdas dan tanggap dengan apa yang kita lakukan dan ucapkan. Semua informasi yang mereka serap dengan cepat kan menjadi dasar terbentuknya karakter, kepribadian, dan kemampuan kognitifnya. Perkembangan kognitif melalui empat tahap berikut, yaitu :

1. Tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun): bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indrawi dengan gerakan dan mendapatkan pemahaman akan objek permanen.

2. Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun): anak memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan fungsi simbolis (simbol) atau tanda-tanda dan pemikiran intuitif.

3. Tahap operasional konkrit (usia 7-12 tahun): anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada saat ini. Dalam tahap ini, anak telah hilang kecenderungannya terhadap animisme dan articialisme

4. Tahap operasional formal (usia 12 tahun ke atas): anak sudah dapat menggunakan operasi-operasi konkritnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks, ciri pokok perkembangannya adalah hipotesis, abstrak, deduktif dan induktif serta logis dan probabilitas.

Jenis kecerdasan

1. Kecerdasan linguistik (Linguistic intelligence) adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata–kata secara efektif baik secara oral maupun secara tertulis.

2.  Kecerdasan matematis-logis (Logical-mthematical intelligence) adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika. Jalan pikiran bernalar dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat.

3.   Kecerdasan ruang (Spatial intelligence) adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya imaginasi secara tepat.

4.  Kecerdasan kinestetik-badani (bodily-kinesthetic intelligence) adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan.

5. Kecerdasan musikal (Musical intelligence) adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta kemampuan memainkan alat musik.

6. Kecerdasan interpersonal (Interpersonal intelligence) adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kemampuan yang menonjol dalam berelasi dan berkomunikasi dengan berbagai orang.

7.  Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal intelligence) adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu berefleksi dan keseimbangan.

 

Referensi :

Palupi, I. D. R. 2020. Pengaruh Media Sosial pada Perkembangan Kecerdasan Anak Usia Dini. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1), 127-134.

Rakhmawati, I. (2019). Mengembangkan Kecerdasan Anak Melalui Pendidikan Usia Dini. ThufuLA : Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 3(1), 40-57.

Lalujan, K. V., Krismayani, O., & Manajang, T. Y. 2019. Kecerdasan Anak Usia Dini Ditinjau dari Prespektif Teori Kecerdasan Howard Gardner.

Herlina, N., & Nurjanah, A. 2017. Membentuk Kecerdasan Otak Janin Selama Kehamilan. Sehat Masada, 11(2), 157-161.