Rabu, 27 Juli 2022 10:46 WIB

Spinal Stenosis (Saraf Kejepit)

Responsive image
6258
Yusstanto,S.Kep.,Ns - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

“Seorang pasien datang ke sebuah rumah sakit dan mengeluhkan nyeri dipaha bagian belakang  dan ketika berjalan yang biasanya jalan jauh tidak pernah bermasalah sekarang kok jadi tidak dapat berjalan jauh. Jalan agak lama sedikit, sudah nyeri disertai kesemutan di kedua kakinya. Kadang terasa nyeri di punggung setelah mengangkat barang dari lantai. Penyakit saya apa ya pak doker ?”

Nyeri pada paha belakang serta betis ketika berjalan dapat disebabkan aliran darah yang terganggu ke tubuh bagian bawah. Namun, sedikit yang tahu bahwa nyeri pada paha belakang dan betis ini juga dapat disebabkan adanya penyempitan kanal spinal yang menyebabkan kompresi saraf tulang belakang pada tulang belakang lumbal. Kondisi ini disebut spinal stenosis.

Apa spinal stenosis itu?

Spinal stenosis adalah proses penyempitan kanal spinal yang berupa terowongan berisi saraf. Pada umumnya disebabkan proses degeneratif (penuaan) dari tulang belakang kita. Seiring dengan bertambahnya usia, diskus (bantalan) tulang belakang menipis dan melebar. Diskus yang melebar ini terkadang masuk ke kanal dan memberikan tekanan pada jaringan saraf yang melalui kanal dari pusat (otak) sampai ke tulang duduk kita. Diskus yang menipis juga menyebabkan sendi faset membesar dan ligament tulang belakang longgar hingga akhirnya menyebabkan kanal spinal semakin sempit.

Penyebabnya ?

Penyebab spinal stenosis yang paling sering adalah diskus yang melebar dan membuat kanal spinal menyempit. Selain itu, penyempitan kanal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: pertumbuhan tulang karena pengapuran, tumor, dan infeksi.

Gejalanya spinal stenosis itu apa ya ?

Kadang spinal stenosis bisa tanpa gejala sama sekali. Pada umumnya, penderita mengeluhkan nyeri pada paha bagian belakang dan betis, terutama setelah berjalan jauh, dan reda dengan istirahat, yaitu duduk, atau membungkukkan badan ke depan. Seiring dengan proses spinal stenosis, jarak tempuh semakin pendek. Pada kondisi spinal stenosis yang berat, keluhan nyeri dapat muncul bahkan saat istirahat, kadang menimbulkan nyeri, kesemutan, dan kelamahan otot. Apabila saraf yan tertekan adalah saraf yang bertugas mengontrol buang air, maka akan muncul gangguan fungsi buang air kecil dan besar. Gangguan ini disebut cauda equine syndrome. Kondisi ini membutuhkan operasi secepatnya.

Apa yang mesti dilakukan ?

Diagnosis harus ditegakkan terlebih dahulu. Apakah ini masalah tulang belakang, atau masalah pembuluh darah di kaki? Spinal stenosis dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan dilakukan pemeriksaan penunjang seperti MRI  dan CT Scan MRI dapat digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis, melokalisasi dan bahkan mengetahui derajat keparahan dari kompresi saraf. MRI juga dapat menyingkirkan dugaan penyebab spinal stenosis lainnya, seperti tumor maupun infeksi pada tulang belakang.

Xray sangat sensitif terhadap kondisi tulang belakang, maka ia unggul terhadap MRI dalam mendeteksi kesehatan tulang belakang terkait dengan fungsi mobilitasnya. Xray berguna untuk mengetahui adanya instabilitas tulang belakang yang kadang juga dapat menimbulkan keluhan yang mirip dengan keluhan spinal stenosis.

Bagaimana Penanganannya?

Lini pertama penanganan spinal stenosis terapi konservatif, yaitu adalah tindakan tanpa harus di lakukan operasi, seperti fisioterapi, pemberian obat anti nyeri, dan modifikasi aktifitas. Sebagian besar kasus memberikan hasil yang cukup baik dengan kombinasi terapi ini. Nyeri mungkin tidak dapat benar-benar hilang, dikarenakan spinal stenosis merupakan proses penuaan yang terus berlangsung.

Bila dengan kombinasi terapi di atas tidak memberikan respon yang baik dalam waktu lebih dari tiga bulan, maka kemungkinan besar terjadi kompresi saraf yang cukup berat, maka bisa dilakukan Epidural Steroid Injeksion ( ESI ) atau membutuhkan operasi. Operasi dibutuhkan segera untuk mencegah kerusakan saraf lebih lanjut dan permanen.

 

Referensi :
Penalaksanaan Fisiotherapi pada kasus LSS di RSUD dr. Soeselo Slawi, Ria Titania Arvani, 2019; https://www.mayoclinic.org/spinal stenosis/diagnosis treatment.

Lumbal Spinal canal stenosis diagnosa dan tatalaksana, Putu Indah Apsari cs, FIK Universitas udayana

https://ofi.ffarmasi.unand.ac.id/djarum/ http://103.88.229.78/djarum