Senin, 25 November 2024 14:35 WIB

Stem cell: Harapan Baru untuk Penyakit Neurologi

Responsive image
133
Dr. dr. Yetty Ramli, SpS(K) - RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Penyakit neurologi atau saraf telah dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Karena itu, penyakit ini menjadi tantangan besar bagi kesehatan masyarakat. Seiring dengan semakin banyaknya pengetahuan tentang betapa besarnya dampak penyakit ini, juga disadari bahwa pilihan pengobatannya sangat terbatas dan sering kali tidak efektif. Untuk mengatasi hal ini, penelitian terbaru mulai mencari cara-cara baru yang lebih efektif untuk mengobati pasien dengan penyakit saraf, salah satunya adalah dengan terapi berbasis sel.

Penyakit neurologis adalah penyakit yang menyerang sistem saraf, baik di otak, tulang belakang, maupun saraf-saraf di seluruh tubuh. Secara umum, ada tiga jenis penyakit neurologis: pertama, penyakit yang menyerang sel-sel saraf atau sel pendukung saraf secara spesifik; kedua, penyakit di mana sel-sel saraf rusak akibat kejadian mendadak seperti stroke atau cedera fisik; dan ketiga, penyakit yang menyebabkan gangguan pada fungsi saraf, termasuk pada koneksi antara saraf dan otot.

Hingga saat ini, pengobatan yang tersedia umumnya berfokus pada mengurangi gejala dan memperlambat perkembangan penyakit, bukan mengobatinya secara langsung. Namun, kemajuan dalam penelitian terapi berbasis sel dengan stem cell (sel punca) menawarkan harapan baru bagi pasien dengan kondisi ini. Apa itu stem cell, dan bagaimana cara kerjanya dalam membantu menyembuhkan penyakit neurologi? Mari kita jelajahi lebih dalam.

Apa itu stem cell?

Stem cell atau sel punca adalah sel-sel unik dalam tubuh yang memiliki kemampuan luar biasa untuk memperbarui diri melalui pembelahan sel dan berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel khusus dalam tubuh. Sel-sel ini berfungsi sebagai sistem perbaikan alami tubuh, membantu mengganti sel-sel yang rusak atau mati. Terdapat berbagai jenis stem cell, seperti sel punca embrionik, sel punca neural, sel punca mesenkimal, dan induced pluripotent stem cells (iPSCs). Namun sel punca mesenkimal adalah sel punca yang paling sering digunakan dalam kasus neurologi.

Sumber stem cell dapat berasal dari sumsum tulang, darah, jaringan lemak, dan tali pusar. Umumnya, tali pusar lebih sering digunakan sebagai sumber stem cell karena mengandung sel-sel punca yang masih sangat "muda" dan memiliki potensi regeneratif tinggi.

Selain menggunakan stem cell secara langsung, para peneliti juga melihat manfaat dari komponen yang dihasilkan oleh sel-sel ini, yaitu sekretom dan eksosom. Sekretom adalah kumpulan zat-zat yang dikeluarkan oleh sel punca, seperti protein dan zat kimia lainnya, yang membantu memperbaiki jaringan, mengurangi peradangan, dan melindungi sel-sel saraf yang rusak. Eksosom, vesikel kecil yang dilepaskan oleh sel, mengandung materi genetik bertindak sebagai "kurir" untuk mengirimkan molekul terapeutik langsung ke sel target, seperti sel saraf yang rusak. Menggunakan sekretom dan eksosom sebagai terapi keamanan yang lebih tinggi karena tidak melibatkan sel hidup, risiko efek samping seperti penolakan imunologis atau pembentukan tumor jauh lebih rendah.

Penyakit neurologi sering kali melibatkan kerusakan atau hilangnya fungsi sel-sel saraf di otak atau sumsum tulang belakang. Saat ini, terapi tradisional hanya dapat memperlambat kerusakan atau mengelola gejala, tetapi tidak mampu memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi. Stem cell menawarkan cara baru dengan memperbaiki atau menggantikan sel saraf yang rusak atau mati.

Beberapa aplikasi potensial stem cell dalam penyakit neurologi meliputi: 

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Stroke

Stroke adalah kondisi di mana aliran darah ke bagian otak terputus, menyebabkan kerusakan jaringan otak. Penelitian menunjukkan bahwa stem cell dapat digunakan untuk memperbaiki jaringan otak yang rusak dan memulihkan fungsi neurologis.

<!--[if !supportLists]-->2. Penyakit Parkinson

Penyakit ini disebabkan oleh kematian sel-sel saraf di otak yang menghasilkan dopamin, zat kimia penting untuk gerakan tubuh yang halus. Stem cell dapat diubah menjadi sel-sel penghasil dopamin baru dan menuju ke otak untuk membantu memulihkan fungsi motorik.

<!--[if !supportLists]-->3. Alzheimer

Stem cell dapat digunakan untuk menggantikan sel-sel saraf yang rusak di otak dan memperbaiki jaringan otak yang terpengaruh oleh penyakit, serta memulihkan fungsi kognitif dan memori.

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->4. Cedera Tulang Belakang

Ketika tulang belakang terluka, neuron di area tersebut sering kali mengalami kerusakan permanen. Penelitian menunjukkan bahwa stem cell dapat membantu memperbaiki jaringan saraf di tulang belakang yang rusak dan mengembalikan sebagian fungsi motorik atau sensorik.

<!--[if !supportLists]-->5. Multipel Sklerosis (MS)

MS adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, merusak lapisan pelindung saraf yang disebut mielin. Stem cell dapat digunakan untuk merangsang perbaikan mielin, sehingga memperlambat atau bahkan memperbaiki kerusakan pada saraf.

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->6. Penyakit Neurologi pada Anak

Pada pasien autisme, Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), keterlambatan perkembangan dan cerebral palsy (gangguan gerakan dan koordinasi tubuh) juga terbukti mengalami perbaikan fungsi otak setelah diberikan terapi stem cell.

Bagaimana Stem cell Diterapkan?

Metode pemberian stem cell dapat dilakukan dengan transplantasi secara langsung ke area yang terkena di otak atau sumsum tulang belakang. Hal ini dilakukan melalui prosedur Digital Subtraction Angiography (DSA) atau melalui injeksi intratekal. Digital Subtraction Angiography (DSA) adalah prosedur minimal invasif menggunakan kateter kecil yang dimasukkan melalui arteri di pangkal paha menuju pembuluh darah di otak. Sedangkan injeksi intratekal dilakukan dengan memberikan stem cell melalui injeksi pada punggung menuju saraf tulang belakang. Selain itu, stem cell juga dapat diberikan melaui injeksi intravena atau melalui infus biasa.

Tentunya dosis stem cell yang diberikan berbeda antar metode pemberian.Oleh sebab itu, penting untuk berkonsultasi dengan ahli atau dokter spesialis neurologi terlebih dahulu.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Meskipun hasil awal dari penelitian stem cell sangat menjanjikan, masih banyak tantangan yang harus diatasi sebelum terapi ini menjadi pengobatan standar. Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa stem cell dapat berfungsi secara tepat setelah ditransplantasikan dan tidak menimbulkan komplikasi, seperti reaksi alergi dan pembentukan tumor. Selain itu, ada tantangan teknis dalam mendapatkan jumlah stem cell yang cukup dan menanamkannya secara efektif. Namun, dengan semakin majunya teknologi, banyak peneliti yang optimis bahwa dalam waktu dekat, stem cell akan menjadi bagian penting dari pengobatan penyakit neurologi. Berbagai uji klinis sedang berlangsung di seluruh dunia untuk menguji keamanan dan efektivitas terapi stem cell pada penyakit neurologi.

Stem cell memberikan harapan baru dalam pengobatan penyakit neurologi yang selama ini sulit diobati. Meskipun saat ini teknologi ini masih dalam tahap penelitian dan pengembangan, kemajuan yang dicapai menunjukkan potensi besar untuk merevolusi cara  mengatasi kerusakan saraf. Stem cell memiliki kemampuan unik untuk menggantikan sel-sel yang rusak, merangsang regenerasi jaringan, dan mengurangi peradangan, yang merupakan aspek penting dalam pemulihan fungsi neurologis. Oleh sebab itu, terapi stem cell dapat menjadi solusi dan membantu memulihkan kualitas hidup jutaan orang di seluruh dunia. Terapi ini memberikan harapan baru dan meningkatkan kesejahteraan bagi pasien yang saat ini menghadapi tantangan besar dalam kesehatan neurologis mereka.

 

Referensi:

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Isakovi? J, Šerer K, Bariši? B, Mitre?i? D. Mesenchymal stem cell therapy for neurological disorders: The light or the dark side of the force? Front Bioeng Biotechnol. 2023 Feb 28;11:1139359. 

<!--[if !supportLists]-->Rahman MM, Islam MR, Islam MT, Harun-Or-Rashid M, Islam M, Abdullah S, Uddin MB, Das S, Rahaman MS, Ahmed M, et al. Stem Cell Transplantation Therapy and Neurological Disorders: Current Status and Future Perspectives. Biology. 2022; 11(1):147

<!--[if !supportLists]-->Sakowski SA, Chen KS. Stem cell therapy for central nervous system disorders: Metabolic interactions between transplanted cells and local microenvironments. Neurobiol Dis. 2022 Oct 15;173:105842. 

<!--[if !supportLists]-->Dzobo K. Recent Trends in Multipotent Human Mesenchymal Stem/Stromal Cells: Learning from History and Advancing Clinical Applications. OMICS. 2021 Jun;25(6):342-357. 

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Alzahrani FA, Riza YM, Eid TM, Almotairi R, Scherschinski L, Contreras J, Nadeem M, Perez SE, Raikwar SP, Jha RM, et al. Exosomes in Vascular/Neurological Disorders and the Road Ahead. Cells. 2024; 13(8):670.

<!--[if !supportLists]-->Giovannelli L, Bari E, Jommi C, Tartara F, Armocida D, Garbossa D, Cofano F, Torre ML, Segale L. Mesenchymal stem cell secretome and extracellular vesicles for neurodegenerative diseases: Risk-benefit profile and next steps for the market access. Bioact Mater. 2023 Jun 28;29:16-35. 

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Namiot ED, Niemi JVL, Chubarev VN, Tarasov VV, Schiöth HB. Stem Cells in Clinical Trials on Neurological Disorders: Trends in Stem Cells Origins, Indications, and Status of the Clinical Trials. International Journal of Molecular Sciences. 2022; 23(19):11453. 

<!--[if !supportLists]-->Rahimi Darehbagh R, Seyedoshohadaei SA, Ramezani R, et al. Stem cell therapies for neurological disorders: current progress, challenges, and future perspectives. Eur J Med Res. 2024; 29: 386.

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Hachimi-Idrissi S. Stem cell therapy in neurological disorders: promises and concerns. Explor Neuroprot Ther. 2023;3:346–62.

Sumber Gambar:

https://www.freepik.com/free-photo/human-brain_936365.htm#fromView=search&page=1&position=16&uuid=e1a183ac-04ac-4991-baa3-a4c7edcbaed1

<!--[if !supportLists]-->

<!--[if !supportLists]-->

https://ofi.ffarmasi.unand.ac.id/djarum/ http://103.88.229.78/djarum