Jumat, 22 November 2024 11:16 WIB

Penggolongan Obat Antihipertensi

Responsive image
268
Erni Bachran, S.Si, Apt - RSUP Fatmawati Jakarta

Obat hipertensi salah satu solusi untuk mengkontrol tekanan darah supaya berada dalam posisi tekanan darah yang normal, yaitu berada dalam posisi 120 / 80 mmHg. Penggolongan obat hipertensi berdasarkan cara kerjanya, dikelompokkan atas :

  1. ACE Inhibitor
    ACE  inhibitor  bekerja  dengan  cara  menghambat  enzim  khusus  untuk  memproduksi  hormon angiotensin  II,  yaitu  hormon  yang  dapat  memicu  penyempitan  pembuluh  darah.  Dengan  begitu, pembuluh darah dalam melebar, aliran darah dapat lebih lancar, dan tekanan darah dapar menurun. Contoh ACE inhibitor adalah: Benazepril, Captopril EnalaprilFosinoprilLisinoprilMoexipril, Perindopril, Quinapril, Ramipril, Trandolapril dan  Imidapril.

  2. Alpha-2 receptor agonist
    Alpha-2 receptor agonist bekerja dengan cara menekan aktivitas jaringan yang memproduksi hormon adrenalin, sehingga tekanan darah turun. Contoh alpha-2 receptor agonist adalah : Metildopa dan Clonidine

  3. Antagonis kalsium (calcium channel blocker)
    Antagonis kalsium menghambat masuknya kalsium ke otot jantung dan pembuluh darah, sehingga memperlambat denyut jantung dan melebarkan pembuluh darah, yang menurunkan tekanan , seperti : Amlodipine , Diltiazem, Felodipine, Isradipine, Nicardipine, Nifedipine dan Verapamil.

  4. Angiotensin II receptor blocker (ARB)
    ARB bekerja dengan cara menghambat pengikatan angiotensin II, sehingga pembuluh darah melebar dan tekanan darah pun menurun. Jenis-jenis obat ARB adalah: Candesartan, Eprosartan, Irbesartan, Losartan, Olmesartan, Telmisartan dan Valsartan.

  5. Penghambat adrenergik perifer
    Penghambat adrenergik perifer mengurangi tekanan darah dengan memblokir neurotransmitter di otak. Obat ini digunakan pada pasien hipertensi jika pengobatan lain belum efektif. Contoh : Reserpine

  6. Diuretik
    Diuretik bekerja dengan cara membuang kelebihan garam (natrium) dan cairan di dalam tubuh untuk menormalkan tekanan darah. Ada beberapa jenis diuretic yang bisa digunakan untuk menurunkan tekanan darah, yaitu:
    a. Diuretik loop >> Diuretik loop bekerja dengan membuat ginjal mengeluarkan lebih banyak cairan, sehingga dapat mengurangi cairan dialiran darah. Contoh : Furosemide , Torasemide
    b. Diuretik thiazide >> Obat  ini  bekerja  dengan  cara  menurunkan cairan di dalam tubuh dan juga memperlebar pembuluh darah. Contoh: Hydrochlorothiazide, Indapamide
    c. Diuretik hemat kalium >> Obat ini bekerja dengan cara mengurangi kadar air dan natrium di dalam tubuh dengan tetap mempertahankan kadar kalium. Contoh: Amiloride, Spironolactone

  7. Penghambat adrenergik perifer
    Bekerja dengan cara memblokir neurotransmitter di otak, sehingga tekanan darah dapat berkurang. Umumnya obat ini diberikan kepada pasien hipertensi jika obat antihipertensi lain belum ada yang berhasil. Contoh: Reserpine

  8. Penghambat alfa (alpha-blocker)
    Bekerja dengan cara menghambat hormon katekolamin agar tidak mengikat dengan reseptor alfa. Cara kerja ini akan membantu sirkulasi darah lebih lancar, jantung berdenyut secara normal, dan tekanan darah menurun. Contoh: Doxazosin, Terazosin

  9. Penghambat beta (beta-blocker)
    Bekerja dengan cara menghambat hormon adrenalin, sehingga jantung berdetak lebih lambat. Dengan begitu, jantung memompa lebih sedikit darah dan dapat menurunkan tekanan darah. Contoh: Bisoprolol Propranolol

  10. Penghambat renin
    Bekerja dengan cara menghambat kerja senyawa kimiawi di dalam tubuh yang disebut renin. Cara kerja ini dapat memperlebar pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Contoh: Aliskiren

Efek samping obat antihipertensi bervariasi tergantung jenis, dosis, dan respons pasien. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi meliputi: batuk, pusing atau pening , sakit kepala

Diare, konstipasi, lelah, mengantuk, dan kurang bertenaga, ruam pada kulit, mual atau muntah, disfungsi ereksi, penurunan atau kenaikan berat badan secara tiba-tiba.

 

Referensi :

Sakinah, S., Ratu, J. M., & Weraman, P. (2020). Hubungan antara Karakteristik Demografi  dan  Pengetahuan  dengan  Self  Management  Hipertensi  Pada Masyarakat Suku Timor. Jurnal Penelitian Kesehatan “SUARA FORIKES” (Journal of Health Research “Forikes Voice”), 11(3), 245. https://doi.org/10.33846/sf11305 WHO, W. H. O. (2023). Hypertension. March. https://www.who.int/newsroom/fact- sheets/detail/hypertension

Ekasari,  F.M.,  dkk.  2021.  Hipertensi  :  Kenali  Penyebab,  Tanda  Gejala  dan Penanganannya. Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Pane,  M.D.C.,  2021.  Obat  Antihipertensi.  https://www.alodokter.com/obat- antihipertensi. Diakses pada 14 Oktober 2024.

Sumber gambar :

Freepik (Flat group of medicines background) https://www.freepik.com/free-vector/flat-group-medicines-background_4715977.htm#fromView=search&page=1&position=8&uuid=9d5a235d-d4eb-4ecb-90af-1915996e05ec

https://ofi.ffarmasi.unand.ac.id/djarum/ http://103.88.229.78/djarum