Salah satu usaha untuk menjaga agar tumbuh kembang anak berjalan dengan baik, adalah dengan pemberian asi eklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan tetap meneruskan asi sampai bayi berusia 24 bulan. Pemberian makanan pada bayi dan anak adalah melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera setelah lahir selama minimal 1 jam, menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan, mulai umur 6 bulan bayi mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan atau lebih. Rendahnya ASI eksklusif berbanding terbalik dengan peningkatan pemberian susu formula. menunjukkan pemberian susu formula kepada bayi usia 0-6 bulan dilatarbelakangi oleh pengetahuan ibu yang kurang tentang ASI Eksklusif, pekerjaan ibu, dan pengalaman menyusui ibu sebelumnya yang kurang memuaskan, susu formula dapat dengan mudah dibeli orang tua bayi serta ibu kurang mendapatkan dukungan dari suami dan keluarganya. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dimulai sejak bayi masih dalam kandungan dan berlanjut melalui setiap fase kehidupan dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut yang dikenal sebagai pendekatan siklus kehidupan. Setiap fase dalam siklus ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah terkait gizi yang tidak memadai, sehingga penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan. Peningkatan kualitas SDM dimulai sejak bayi masih dalam kandungan dan berlanjut melalui setiap fase kehidupan dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut yang dikenal sebagai pendekatan siklus kehidupan. Setiap fase dalam siklus ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah terkait gizi yang tidak memadai, sehingga penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan. Salah satu cara untuk memastikan bayi tumbuh dan berkembang dengan baik adalah dengan memberikan ASI sejak lahir IMD dan memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan tanpa menambahkan makanan atau minuman lain. Setelah usia 6 bulan, bayi perlu diberi ASI hingga usia 24 bulan dan diperkenalkan pada makanan tambahan yang sesuai dengan usianya serta memiliki kualitas gizi dan metode pemberian yang tepat. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan dan melatih ibu agar dapat memberikan ASI dengan benar kepada bayinya.
Pengaruh Kejadian Kegagalan Pemberian Asi Eksklusif pada Ibu Menyusui
1. Pengaruh Pendidikan Ibu dengan Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif. Tingkat pendidikan memiliki dampak besar terhadap pengetahuan, terutama dalam membentuk perilaku. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula kesadarannya tentang berbagai hal dan semakin matang pertimbangannya dalam membuat keputusan.
2. Pengaruh pekerjaan ibu dengan kegagalan pemberian ASI Eksklusif.
3. Pengaruh pengetahuan ibu dengan kegagalan pemberian ASI Eksklusif.
4. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai ASI Eksklusif merupakan salah satu penyebab utama kegagalan dalam pemberian ASI Eksklusif. Ketika ibu tidak memiliki informasi yang cukup, mereka cenderung tidak akan menerapkannya. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pengetahuan kepada ibu tentang ASI Eksklusif, karena pengetahuan yang mendalam dapat mendorong tindakan yang lebih konsisten dan bertahan lama dibandingkan dengan tindakan yang tidak didasarkan pada pemahaman yang baik. ASI Eksklusif adalah suatu perilaku, dan faktor-faktor yang mempengaruhi ASI Eksklusif merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut. Berdasarkan teori perilaku Lawrence Green, ada tiga faktor utama yang membentuk perilaku : faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi meliputi aspek sosio-demografi seperti status pekerjaan dan pendapatan. Faktor pemungkin mencakup fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku, seperti tempat bersalin dan ruang ASI di tempat kerja. Sementara itu, faktor pendorong melibatkan pengaruh dari orang lain, seperti petugas kesehatan yang memberikan informasi tentang ASI eksklusif dan dukungan dari suami. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan kegagalan dalam penerapan ASI Eksklusif dan untuk menemukan solusi yang efektif untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif.
Referensi :
Magdalena, S. Silalahi. 2008. Pengetahuan dan Sikap Ibu-ibu Menyusui di Kota dan di Desa tentang Pemberian ASI Eksklusif. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Merenstein.
Budiyanto, Asti, A.D., Yuwono, P. 2015. Hubungan Ketersediaan Fasilitas Penunjang Terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu yang Bekerja sebagai Tenaga Kesehatan.
Yuliawati Y, Sadiman S, Widiyanti S, Anisa I. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Ketidakberhasilan ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Puskesmas Yosomulyo Kota Metro.
Fatimah N, Mifbakhuddin M, Kumalasari N. 2018. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kegagalan Ibu Dalam Memberikan ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Bangetayu Semarang.