Selasa, 01 Oktober 2024 07:16 WIB

Ketahui Penularan TB

Responsive image
115
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Tuberkulosis Paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global sehingga menyebabkan gangguan kesehatan yang buruk.  TB paru adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Dapat disimpulkan bahwa TB Paru adalah penyakit yang menular lewat udara yang ditularkan melalui percikan dahak (droplet) atau batuk seorang dengan BTA positif yang dapat menyerang paru-paru atau bahkan menyerang organ lain, sehingga harus mendapatkan perhatian khusus. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian. Wolrd Health Organization (WHO) telah merekomendasikan strategi Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) sebagai strategi dalam penemuan dan pengendalian TB Paru. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien. Strategi ini merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB Paru sehingga memutuskan rantai penularan TB Paru dan dengan demikian dapat menurunkan insiden TB Paru di masyarakat.

Penyebab

Penyebab TB Paru adalah kuman Mycobacteria tuberkulosis, yang berbentuk batang berukuran panjang 1-4 mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron dan mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan.

Tanda dan Gejala

1. Suhu badan meningkat

2. Nyeri pada persendian

3. Malaise (lelah dan kurang enak badan yang tidak diketahui apa penyebabnya)

4. Penurunan nafsu makan, mual, muntah, dan terlihat kelelahan

5. Batuk disertai peningkatan frekuensi nafas

6. Terjadinya ekspansi paru pada tempat yang sakit

7. Napas bunyi

8. Demam

Faktor Risiko

1. Seseorang yang kontak dekat dengan pasien TB aktif

2. Individu Imunosupresif (lansia,pasien dengan riwayat kanker, seseorang dalam terapi kortikosteroid, atau seseorang yang terinfeksi dengan dengan HIV)

3. Pengguna obat-obat IV dan alkoholik

4. Setiap individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tunawisma, anak-anak di bawah usia 15 tahun dan dewasa muda antara yang berusia 15 sampai 44 tahun)

5. Setiap individu dengan gagguan medis yang sudah ada sebelumya (diabetes, gagal ginjal kronis, silikosis, by pass gastrektomi atau yeyunoilead)

6. Imigran dari negara dengan insiden TB yang tinggi (asia tenggara, afrika, amerika latin, karibia)

7. Setiap individu yang tinggal institusi (missal : fasilitas perawatan jangka panjang, institusi psikiatrik, penjaga)

8. Individu yang tinggal di daerah perumahan sub standar kumuh

9. Petugas kesehatan

10. Resiko untuk tertular Tuberkolosis juga tergantung pada banyaknya organisme yang terdapat di udara

Penularan

Cara penularan TB paru bisa melalui percikan dahak yang dikeluarkan melalui batuk atau bersin yang menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Setiap satu BTA positif akan menularkan kepada 10-15 orang lainnya. Hasil studi melaporkan bahwa kontak terdekat (keluarga serumah) akan dua kali lebih berisiko dibandingkan kontak biasa. Seseorang dengan sistem kekebalan baik mungkin tidak mengalami gejala TB, bahkan jika mereka telah tertular bakteri tersebut, dikenal sebagai infeksi TB laten atau tidak aktif.  

Tahapan penularan dari penyakit Tuberkulosis :

1. Infeksi primer ketika bakteri masuk melalui hidung dan mulut yang menghirup udara dengan kandungan bakteri penyebab tuberkulosis. Bakteri ini bisa mencapai paru-paru, lalu mulai memperbanyak diri.

2. Infeksi laten, terjadi ketika sistem imun melakukan perlawanan saat bakteri mulai berkembang biak. Ketika sistem imun kuat, maka bakteri dapat dihancurkan untuk  menahan perkembangan infeksinya.

3. Infeksi aktif, terjadi ketika sistem imut tidak kuat atau lemah melawan serangan bakteri TB. Alhasil, bakteri akan lebih bebas memperbanyak diri dan menyerang sel-sel sehat di paru-paru.

Setelah terinfeksi, seseorang harus menjalani pengobatan dengan mengonsumsi obat TB secara teratur selama 6-12 bulan. Pengobatan TB memiliki tujuan untuk mengurangi jumlah bakteri secara perlahan untuk meminimalisir risiko penularan.

Komplikasi

Selain dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen, TB yang tidak mendapatkan penanganan juga dapat menyebar ke organ lainnya hingga memicu timbulnya komplikasi seperti gangguan pada hati, gangguan pada ginjal, penyakit jantung, meningitis, kerusakan sendi, rasa nyeri hingga patah tulang belakang.

Pencegahan

1. Menerapkan pola hidup sehat

2. Konsumsi makan-makanan dengan gizi seimbang

3. Istirahat cukup

4. Berhenti merokok 

5. Bila anda sudah terinfeksi, selain menjalani pengobatan, sebaiknya melakukan cara pencegahan TB terbaik agar tidak terjadi penyebaran bakteri dari orang yang sakit ke orang sehat

6. Bila Anda memiliki anak, sebaiknya tidak melewatkan vaksinasi BCG (Bacillus Calmette - Guérin) untuk mencegah TBC

7. Rutin melakukan medical check up secara berkala untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit, termasuk TB. Saat mengalami salah satu atau beberapa gejalanya, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

 

Referensi            :

Aja Nursia, Ramli, Hamidah Rahman. 2022. Penularan Tuberkulosis Paru dalam Anggota Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Siko Kota Ternate. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Volume 18 Nomor 1.

Suharyo. 2013. Determinasi Penyakit Tuberkulosis di Daerah Pedesaan. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. Kemas 9 (1) Nomer 85-91.