Rabu, 25 September 2024 11:55 WIB

Apakah Benar Makanan Bersantan Berakibat Buruk terhadap Kesehatan Jantung?

Responsive image
102
dr. Rido Mulawarman - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Santan, bahan makanan yang umum digunakan dalam berbagai masakan di Asia terkhusus Indonesia, sering kali menjadi pusat perhatian dalam diskusi tentang dampaknya terhadap kesehatan jantung. Meskipun memiliki rasa yang lezat dan tekstur yang khas, beberapa penelitian telah menyoroti potensi dampak negatif dari konsumsi santan terhadap kesehatan jantung. Namun, apakah santan benar-benar berakibat buruk terhadap jantung? Mari kita telaah lebih lanjut melalui artikel ini.

Komposisi Santan dan Kandungan Lemak

Santan, yang umumnya diekstrak dari kelapa parut, kaya akan kandungan lemak jenuh. Lemak jenuh adalah jenis lemak yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung. Konsumsi lemak jenuh dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung.

Santan juga dianggap tidak sehat karena mengandung lemak jenuh dengan kandungan dari sekitar 48 g lemak dalam 1 cangkir santan kaleng, hampir semuanya adalah lemak jenuh (sekitar 43 g). Untuk perbandingan, 1 cangkir susu sapi utuh (lemak susu 3,25%) mengandung kurang dari 5 g lemak jenuh. Para ahli, termasuk American Heart Association, merekomendasikan untuk mengonsumsi jumlah lemak jenuh yang sangat terbatas (kurang dari 6?ri total kalori harian Anda), terutama bagi orang yang ingin menurunkan kolesterol mereka.Para ilmuwan telah menyarankan bahwa antioksidan dalam minyak kelapa murni mungkin membantu mengurangi efek negatif dari kandungan lemak jenuh yang tinggi.

Pengaruh Lemak Jenuh terhadap Kesehatan Jantung

Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Ini terjadi karena lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah, yang dapat menyebabkan plak tersimpan di dinding arteri dan akhirnya menyebabkan penyempitan arteri yang disebut aterosklerosis.

Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa konsumsi santan yang berlebihan (>3 kali/minggu) secara signifikan meningkatkan risiko penyakit vaskular sebesar 1,3 kali lipat dibandingkan dengan penggunaan santan yang jarang (<2 OR=1,33; p=0,002)>

Santan dalam Pola Makan Tradisional

Meskipun santan mengandung lemak jenuh, penting untuk memahami bahwa konsumsi santan dalam pola makan tradisional mungkin tidak selalu berkontribusi secara signifikan terhadap risiko penyakit jantung. Ini karena pola makan tradisional yang kaya akan santan seringkali juga mencakup berbagai bahan makanan lain yang sehat seperti sayuran, buah-buahan, dan protein nabati.

Peran Keselarasan dalam Konsumsi

Sebagaimana dengan banyak hal dalam nutrisi, keseimbangan dan moderasi adalah kunci. Konsumsi santan dalam jumlah sedang sebagai bagian dari pola makan yang seimbang mungkin tidak berdampak buruk pada kesehatan jantung, terutama jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan sehat lainnya.

Alternatif Santan yang Lebih Sehat

Untuk mereka yang peduli akan kesehatan jantung mereka namun tetap ingin menikmati masakan tradisional yang biasanya menggunakan santan, ada alternatif yang lebih sehat yang dapat dipertimbangkan. Misalnya, penggunaan susu kelapa rendah lemak atau susu nabati lainnya sebagai pengganti santan dapat mengurangi jumlah lemak jenuh dalam makanan.

Pentingnya Kebiasaan Makan Secara Keseluruhan

Lebih penting daripada mengisolasi satu bahan makanan tertentu adalah pentingnya menerapkan pola makan secara keseluruhan yang seimbang dan sehat. Ini mencakup mengonsumsi berbagai jenis makanan yang kaya akan nutrisi, membatasi asupan gula tambahan dan makanan olahan, serta menjaga berat badan yang sehat.

Meskipun santan mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, konsumsi santan sebagai bagian dari pola makan yang seimbang mungkin tidak selalu berdampak negatif pada kesehatan jantung.

Penting untuk memperhatikan kebiasaan makan secara keseluruhan dan memilih alternatif santan yang lebih sehat jika diperlukan. Konsultasi dengan profesional kesehatan juga dapat membantu dalam merencanakan pola makan yang sesuai dengan kebutuhan individu dan tujuan kesehatan jantung.

 

Referensi:

Bahaya Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Bersantan Saat LebaranBahaya Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Bersantan Saat Lebaran – Berita dan Informasi [Internet]. [cited 2024 May 1]. Available from: https://umsu.ac.id/berita/bahaya-terlalu-banyak-konsumsi-makanan-bersantan-saat-lebaranbahaya-terlalu-banyak-konsumsi-makanan-bersantan-saat-lebaran/#:~:text=Makanan bersantan yang mengandung lemak

Coconut Milk: Comparing Benefits vs. Fat Content [Internet]. Verywell Health. Available from: https://www.verywellhealth.com/coconut-milk-7971556

Tuminah S, Sihombing M. Frequent coconut milk intake increases the risk of vascular disease in adults. Universa Medicina. 2015 Dec 15;34(2):149.

https://www.freepik.com/free-photo/bottle-coconut-milk-put-wooden-cutting-board_10991975.htm#fromView=search&page=1&position=3&uuid=529b28fc-abeb-4795-883c-989fa93e0622?