Jumat, 17 Maret 2023 10:35 WIB

Yuk Deteksi Dini Gagal Jantung!

Responsive image
971
dr.  Ardi Iswara - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Gagal jantung didefenisikan sebagai kondisi dimana jantung tidak lagi dapat memompakan cukup darah ke jaringan tubuh. Keadaan ini dapat timbul dengan atau tanpa penyakit jantung. Gangguan fungsi jantung dapat berupa gangguan fungsi diastolik atau sistolik, gangguan irama jantung, atau ketidaksesuaian preload dan afterload. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian. Hal inilah yang membuat gagal jantung masuk dalam kondisi medis yang serius.

Secara epidemiologi cukup penting untuk mengetahui penyebab dari gagal jantung, di negara berkembang penyakit arteri koroner dan hipertensi merupakan penyebab terbanyak sedangkan di negara berkembang yang menjadi penyebab terbanyak adalah penyakit jantung katup dan penyakit jantung akibat malnutrisi.

Menurut penelitian Framingham Study bahwa penyakit jantung koroner penyebab gagal jantung pada 46?n 27% pada wanita. Faktor resiko lainnya adalah kebiasaan merokok, diabetes juga merupakan faktor yang dapat berpengaruh pada perkembangan dari gagal jantung. Selain itu tingginya kolestrol, kelebihan berat badan sebagai faktor risiko independen perkembangan gagal jantung.

Pada beberapa penelitian hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung melalui beberapa mekanisme, termasuk hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi ventrikel kiri dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan meningkatkan risiko infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia baik itu aritmia atrial maupun aritmia ventrikel. Ekokardiografi yang menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri berhubungan kuat dengan perkemabngan gagal jantung.

Secara klinis pada penderita gagal jantung dapat ditemukan tanda dan gejala. Untuk itu kenali tanda dan beberapa gejala umum seperti:

a.       Fatigue atau kelelahan, kondisi dimana jantung tidak dapat memompa cukup darah yang      berisikan oksigen untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam tubuh, maka rasa lelah dan letih ini muncul.

b.      Aktivitas terbatas, orang dengan gagal jantung sering sekali sulit melakukan aktivitas.

c.       Penumpukan cairan di paru-paru, yang dapat menyebabkan seseorang mengalami batuk, dan kesulitan bernafas (sesak nafas)

d.      Edema, kondisi saat jantung tidak kuat memompa darah maka cairan yang juga dapat menumpuk di pergelangan kaki, paha dan perut sehingga membuat seseorang tampak mengalami kenaikan berat badan dengan cepat.

e.       Denyut jantung cepat (irama dan kecepatan/menit)

Oleh sebab itu perlu dikelola dengan obat-obatan, perubahan gaya hidup sehat dengan penanganan yang tepat. Perubahan gaya hidup yang sehat ini dapat dimulai dari hal yang sederhana dulu seperti mengontrol konsumsi garam Membatasi konsumsi garam. Pada beberapa pasien yang mengalami gagal jantung, aktivitas renin-angiotensin-aldosterone mengalami peningkatan.

 Menurut data dari Indonesian Society of Hypertension asupan garam harianmencapai 15 gr angka yang cukup besar dua kali lipat dari yang direkomendasikan oleh WHO yaitu 5 sampai 6 gr per hari. Tiga tahap diet rendah garam yang dimaksud yakni:

1.      Diet ringan dengan konsumsi garam 3,75%-7,5 gr per hari

2.      Diet menengah (1,25-3,75 gr per hari)

3.      Diet Berat yakni kurang dari 1,25 gr per hari

Diet rendah garam disini adalah diet tanpa penggunaan garam dapur baik dalam proses pengolahan makanan maupun saat makan tersebut akan dikonsumsi. Selain itu, konsumsi makanan dengan kandungan natrium yang tinggi juga dikurangi. Bahan makanan yang diolah dengan menggunakan garam seperti kecap, margarin, mentega, keju, terasi, petis dan sebagainya tidak boleh dikonsumsi. Demikian juga dengan bahan makan yang diawetkan dengan menggunakan garam seperti ikan asin, corned beef, sosis dan sebagainya. Konsumsi bahan makanan dengan kandungan natrium baik bahan makanan hewani maupun nabati harus dibatasi jumlahnya karena kandungan natrium di dalamnya cukup tingggi.

Selain itu penanganan gagal jantung juga dapat dilakukan dengan membatasi aktivitas fisik yang berlebihan, karena dapat meningkatkan beban pada jantung, dan melakukan konsultasi dengan dokter dan untuk mengetahui kondisi secara dini akan dapat mencegah atau memperlambat perkembangan atau progresivitas gagal jantung.

Terapkan gaya hidup sehat, dan lakukan pemeriksaan kesehtan secara rutin adalah langkah yang tepat untuk mendeteksi gangguan kesehatan yang dapat memicu gagal jantung terjadi. Karena bagaimana pun kesehatan adalah hal yang paling penting dan utama saat ini “lebih baik mencegah daripada mengobati”.

 

Referensi:

Lip GYH. Gibbs CR, Beevers DG. ABC of Heart Failure: Aetiology. 2000

Santoso A, Erwinanto, Munawar et all. Diagnosis dan Tatalaksana Praktis Gagal Jantung Akut. 2007

MacGregor GA. Garam, Diet dan Kesehatan. Cambridge University Press. 1998

Beard TC. Pedoman Diet dengan Potensi Terapeutik yang Besar. Australia Jurnal Kesehatan Primer. 2008

Sumber gambar: freepik.com