Selasa, 09 Agustus 2022 10:18 WIB

Si Manis Pengganggu Penglihatan

Responsive image
266
dr. Ni Made Ayu Surasmiati, M. Biomed, Sp. M(K) - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Kencing manis merupakan penyakit metabolik kronis yang bisa mengenai semua umur. Jumlah penderita kencing manis bertambah seiring waktu seiring dengan meningkatnya harapan hidup penderita kencing manis Demikian juga dengan komplikasi yang muncul akibat kencing manis. Kencing manis ditandai dengan tingginya kadar gula darah dan disertai berbagai gejala seperti banyak kencing, banyak minum, banyak makan, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, dan sering gatal pada kulit. Tanda lain yang bisa timbul adalah gangguan penglihatan.

Komplikasi kencing manis bisa mengenai berbagai organ di tubuh, dimana salah satunya adalah mata. Di mata terdapat pembuluh darah kecil di bagian retina mata yaitu suatu lapis tipis di bagian dalam mata. Kencing manis akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah pada lapisan retina. Pembuluh darah kecil ini akan terjadi perubahan sehingga lebih rapuh dan mudah pecah. Kondisi ini akan menimbulkan gangguan penglihatan bahkan sampai kebutaan.

Pemeriksaan mata yang dapat dilakukan pada pasien kencing manis antara lain pemeriksaan tajam penglihatan, kondisi mata bagian depan, dan kondisi mata bagian belakang, terutama untuk melihat kondisi retina. Pemeriksaan ini sering memerlukan kondisi pupil mata/orang-orangan mata dalam kondisi lebar, sehingga perlu penetesan obat tertentu. Setelah pupil mata lebar, barulah dapat dilihat retina dengan menggunakan alat khusus. Kelainan yang bisa dilihat pada retina pasien kencing manis antara lain adanya perubahan struktur pembuluh darah retina, perdarahan retina dan cairan di dalam bola mata, tarikan pada retina. Selain itu juga bisa ditemukan pembuluh darah baru pada selaput pelangi mata dan retina.

Komplikasi mata ini dikenal dengan retinopati diabetik, yang dibedakan menjadi 2 derajat keparahannya. Fase non proliferatif dan proliferatif. Fase proliferatif ditandai dengan pembuluh darah baru di retina yang bersifat rapuh dan dapat terjadi pecah pembuluh darah. Pembuluh darah baru yang pecah akan mengakibatkan perdarahan di dalam mata dan dapat menyebabkan komplikasi seperti saraf mata lepas. Terdapat suatu kondisi pada retinopati diabetik yaitu pembengkakan pusat penglihatan atau makula retina, yang bisa terjadi pada kedua fase. Pembengkakan ini selain fase proliferatif akan menimbulkan gangguan penglihatan sampai buta yang akan mengganggu aktivitas penderitanya

Apabila pasien sudah diketahui menderita kencing manis, perlu untuk melakukan pemeriksaan mata dan retina mata untuk melihat apakah ada komplikasi ke mata. Dengan mengetahui komplikasi mata lebih dini, akan dapat dilakukan penanganan yang lebih dini untuk mencegah perburukan kondisi mata sehingga mencegah terjadinya kebutaan akibat kencing manis.

 

 

 

Referensi:

American Academy of Ophthalmology Staff. 2020. Retina and Vitreous. Mindmaps in Ophthalmology, 245-284

Stewart, M.W. 2017. The Diabetic Retina: Anatomy and Pathophysiology. In: Diabetic Retinopathy Current Pharmacologic Treatment and Emerging Strategies. Spinger, p: 29-72

Sun, J.K., Silva, P.S., Cavallerano, J.D., Blodi, B.A., Davis, M.D., Aiello, L.M., Aiello, L.P. 2018. Proliferative Diabetic Retinopathy. In Ryan’s Retina, Sixth Ed, vol II, Sec 51: 3305-3348.